Prospek Emiten Menara 2025, TOWR, MTEL, dan TBIG Bersaing Ketat
- TOWR, MTEL, dan TBIG terus bersaing di tengah ekspansi dan tantangan regulasi ketat. Namun, emitem Grup Djarum itu memimpin dengan pertumbuhan EBITDA yang solid.
Korporasi
JAKARTA - Emiten menara telekomunikasi di Indonesia terus menunjukkan dinamika yang menarik di tahun 2025. Tiga pemain utama, yakni PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), terus bersaing dalam memperkuat posisi mereka di pasar yang semakin kompetitif.
Samuel Sekuritas memberikan pandangannya bahwa perusahaaan-perusahaan di sektor persewaan menara telekomunikasi ini memanfaatkan akuisisi dan pengembangan infrastruktur untuk meningkatkan pendapatan.
Namun, perusahaan efek ini melihat dampak negatifnya bahwa ketergantungan emiten pada pendanaan berbasis USD dan kebijakan pemerintah yang ketat bisa menjadi tantangan bagi pertumbuhan kinerja perusahaan.
- Harga Sembako di Jakarta: Cabe Rawit Hijau Naik, Tepung Terigu Turun
- Ada MEDC hingga PGEO di Jajaran Top Gainers LQ45 Pagi Ini
- IHSG Hari Ini Turun 15,18 Poin ke 7.073,69
Kendati begitu, ekspansi ke wilayah baru dan peningkatan kualitas jaringan dapat meningkatkan pertumbuhan. “Namun, pertumbuhan yang lambat oleh MNO dan regulasi yang ketat dapat menghambat potensi pertumbuhan,”jelas mereka dalam riset dikutip pada Senin, 13 Januari 2025.
Dari sisi emiten, Samuel Sekuritas memproyeksikan TOWR aknmencatatkan CAGR EBITDA sebesar 7.4%, dengan pertumbuhan EBITDA dari Rp11.0 triliun di 2024 menjadi Rp12.6 triliun di 2026. Dengan target harga saham Rp2.590, TOWR menunjukkan performa yang solid didukung oleh akuisisi agresif menara baru dan pengembangan infrastruktur serat optik.
“TOWR juga menunjukkan kinerja terbaik di antara para pesaingnya dalam YTD Relative Performance dibandingkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menjadikannya pilihan utama bagi investor,” tambahnya.
Sementara itu, MTEL diproyeksikan memiliki CAGR EBITDA sebesar 4.4%, dengan peningkatan EBITDA dari Rp7.6 triliun pada 2024 menjadi Rp8.9 triliun dalam dua tahun mendatang.
Dengan target harga saham Rp940, MTEL menghadapi peluang pertumbuhan melalui penetrasi ke wilayah yang belum terlayani dan penguatan infrastruktur serat optik. Namun, MTEL juga perlu menghadapi tantangan regulasi dan persaingan yang ketat dari pemain lain di sektor ini.
Dengan prospek pertumbuhan EBITDA yang solid, TOWR muncul sebagai pilihan utama di sektor menara telekomunikasi. Sementara itu, MTEL dan TBIG juga menawarkan peluang pertumbuhan dengan strategi yang berbeda. Investor disarankan untuk memantau perkembangan lebih lanjut dan mempertimbangkan semua faktor sebelum membuat keputusan investasi.