Prospek Kinerja AKRA Usai Capai Laba Bersih Rp1 Triliun pada Semester I-2024
- BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan AKRA akan mencatatkan penjualan lahan industri yang lebih baik pada semester II tahun ini, yang diharapkan dapat mendorong penjualan dan meningkatkan laba perseroan.
Korporasi
JAKARTA – Emiten distribusi gas dan bahan bakar minyak PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) baru saja melaporkan kinerja keuanganya sepanjang semester I-2024, dengan pencapaian penurunan tipis laba bersih dan pendapatan.
Berdasarkan rilis laporan kinerja keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 25 Juli 2024, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp1,0 triliun pada semester I-2024, turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp1,03 triliun.
Selaras dengan penurunan laba bersih AKRA, pendapatan emiten anggota Indeks LQ45 ini juga mengalami penurunan ke level Rp18,65 triliun dari posisi semester yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp19,85 triliun.
- Penjualan HMSP Tetap Tangguh Meski Tergerus Kenaikan Tarif Cukai
- Penerapan Asuransi Wajib (Bagian 3): Mengenal Skema Konsorsium untuk Pembayaran Klaim
- Arah Saham UNVR Usai Laba Semester I-2024 Terendah dalam 10 Tahun Terakhir
Nah, pendapatan AKRA pada semester I-2024 terdiri dari dua komponen utama, yaitu pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yang turun dari Rp19,71 triliun menjadi Rp18,51 triliun, dan pendapatan sewa yang menurun dari Rp142 miliar menjadi Rp136 miliar.
Penurunan pendapatan ini berdampak pada laba bruto emiten bersandikan AKRA yang turun dari Rp1,80 triliun menjadi Rp1,58 triliun. Laba usaha juga mengalami penurunan dari Rp1,35 triliun menjadi Rp1,14 triliun.
Sementara itu, laba bersih periode berjalan turun dari Rp1,09 triliun menjadi Rp1,08 triliun. Penurunan tersebut memicu laba per saham perseroan turun dari Rp52,23 per saham menjadi Rp50,82 per saham.
Dari perspektif neraca keuangan, total aset AKRA pada semester I-2024 menyusut menjadi Rp28,49 triliun, turun dari Rp30,25 triliun pada akhir Desember 2023. Rinciannya, aset lancar AKRA berada di angka Rp16,91 triliun, sedangkan aset tetap tidak lancar mencapai Rp11,58 triliun.
Di sisi lain, liabilitas AKRA juga mengalami penurunan dari Rp16,21 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp14,28 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya liabilitas jangka pendek, yang turun dari Rp12,53 triliun menjadi Rp10,02 triliun.
Sementara itu, liabilitas jangka panjang AKRA tercatat naik dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp3,67 triliun ke level Rp4,25 triliun. Alhasil, ekuitas perseroan hanya naik tipis ke level Rp14,21 triliun dari posisi akhir tahun sebesar Rp14.04 triliun.
- Penerapan Asuransi Wajib (Bagian 2): Pentingnya Persyaratan Modal Minimum bagi Pelaku Industri
- Dimiliki Penuh PMA asal China, Berikut Sederet Fakta Roti Aoka dan Okko
- Adian Girang Anies Maju Pilkada DKI, Sinyal Dukungan PDIP?
Prediksi Kinerja Semester II-2024
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Christian Sitorus dan Richard Jerry, memperkirakan AKRA akan mencatatkan penjualan lahan industri yang lebih baik pada semester II tahun ini, yang diharapkan dapat mendorong penjualan dan meningkatkan laba perseroan.
“Kinerja keuangan juga diperkirakan akan didukung oleh peningkatan volume penjualan bahan bakar minyak dan kimia serta pemulihan margin keuntungan. AKRA diperkirakan akan menjual 100 hektare lahan industri tahun ini, dengan target 90 hektare untuk tahun depan, yang lebih rendah dari target manajemen sebesar 120 hektare,” jelasnya dalam riset yang terbit pada Kamis, 25 Juli 2024.
Mereka melanjutkan penjualan lahan industri diharapkan akan mayoritas terjadi seperti pada semester II-2023, dibandingkan dengan 13 hektare yang terjual pada kuartal I-2024, mengikuti tren penjualan dalam dua tahun terakhir. “Saat ini, AKRA memiliki cadangan lahan seluas 900 hektare, dan penambahan lahan diharapkan akan mendukung pertumbuhan kinerja keuangan di masa depan,” jelasnya.
Berdasarkan faktor-faktor ini, BRI Danareksa Sekuritas merevisi target laba bersih perseroan tahun ini dari Rp2,82 triliun menjadi Rp2,86 triliun, serta target pendapatan dari Rp34,54 triliun menjadi Rp38,38 triliun.
Namun, target harga saham AKRA direvisi turun dari Rp2.000 menjadi Rp1.850 berdasarkan perhitungan SOTP. Dari lantai bursa pada perdagangan sesi pertama hari ini, saham AKRA ditutup melesat 0,66% ke level Rp1.515 per saham.