Ilustrasi Pengerjaan Konstruksi/ id.pinterest.com
Industri

Prospek Masih Menarik, SMI Kantongi Pinjaman Rp10,26 Triliun

  • JAKARTA – Emiten pembiayaan infrastruktur PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) alias SMI mengantongi pinjaman hingga Rp10,26 triliun dari lima bank global. Fasilitas ini merupakan pinjaman sindikasi offshore terbesar yang pernah diperoleh perseroan. Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad mengatakan fasilitas itu didukung oleh beberapa Mandated Lead Arrangers & Bookrunners (MLAB) yang terdiri dari MUFG Bank […]

Industri

wahyudatun nisa

JAKARTA – Emiten pembiayaan infrastruktur PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) alias SMI mengantongi pinjaman hingga Rp10,26 triliun dari lima bank global. Fasilitas ini merupakan pinjaman sindikasi offshore terbesar yang pernah diperoleh perseroan.

Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad mengatakan fasilitas itu didukung oleh beberapa Mandated Lead Arrangers & Bookrunners (MLAB) yang terdiri dari MUFG Bank Ltd, United Overseas Bank (UOB), Standard Chartered Bank, Bank of China (Hong Kong), dan CTBC Bank Co., Ltd.

“Perjanjian tersebut menjadi tanda bahwa sektor infrastruktur masih memiliki daya tahan (resilience). Dengan demikian sektor ini dapat terus menjadi sektor strategis meski di tengah resesi ekonomi,” kata Edwin di Jakarta, Kamis, 10 September 2020.

Edwin menyebutkan sebelumnya perseroan menargetkan pinjaman sebesar US$500 juta dengan opsi greenshoe sebesar US$200 juta. Namun karena permintaan tinggi, jumlah pinjaman yang berhasil diperoleh perseroan sebesar US$700.

Nantinya, dana tersebut bakal digunakan untuk refinancing dan memenuhi kebutuhan pembiayaan baru yang diperuntukkan bagi pembangunan proyek-proyek infrastruktur.

Dengan demikian, struktur asset liability management perusahaan akan menjadi lebih baik dan sehat. Edwin berharap keberlanjutan pembangunan infrastruktur dapat menjadi pemicu pemulihan ekonomi Tanah Air.

Dalam penjelasannya, berbagai proyek infrastruktur yang difasilitasi perseroan telah memberikan multiplier effect. Hal ini terbukti hingga Juli 2020, perseroan mampu memberikan efek pengganda hingga 6,79 kali dari total komitmen dan 22,22 kali dari modal disetor.

Perseroan pun berhasil menartik investor asing ke dalam sektor infrastruktur meski dalam ketidakpastian saat ini. Per Juli 2020, nilai proyek yang dibiayai perseroan tercatat sebesar Rp678,16 triliun dengan total komitmen Rp99,9 triliun dan outstanding Rp65,8 triliun.

Adapun, fasilitas pendanaan kali ini merupakan pinjaman sindikasi kedua yang diperoleh perusahaan pembiayaan infrastruktur itu. Sebelumnya, perseroan juga memperoleh pinjaman sindikasi sebesar US$175 juta pada 2014.

Edwin menyampaikan dalam waktu dekat perseroan masih akan fokus menjalankan amanat pemerintah dalam memfasilitasi pembangunan di daerah oleh para kepala daerah dan mengejar target penyaluran pembiayaan perusahaan pada awal 2020.