<p>Gedung milik PT Waskita Karya (Persero) Tbk. / Id.pinterest.com</p>
Korporasi

Prospek Perbaikan Kinerja Waskita Karya Usai Restrukturisasi Utang Rp29 Triliun

  • PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyatakan siap mengakselerasi kinerja usai mendapatkan fasilitas restrukturisasi senilai Rp29,2 triliun.

Korporasi

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – Emiten pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyatakan siap mengakselerasi kinerja usai mendapatkan fasilitas restrukturisasi kredit senilai Rp29,2 triliun dari 21 perbankan. Emiten bersandi WSKT ini mengklaim restrukturisasi merupakan langkah awal untuk menyelesaikan permasalahan utang perseroan yang tembus Rp90 triliun.

Waskita Karya menargetkan rata-rata pertumbuhan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 25% pada tiga hingga lima tahun ke depan. Target ini menjadi acuan perseroan dalam proses penyehatan keuangan perusahaan.

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan target pertumbuhan CAGR ini ditopang oleh transformasi bisnis yang dilakukan perseroan. 

Destiawan bilang, Waskita akan fokus membidik proyek konvensial yang ditenderkan pemerintah serta badan usaha milik negara (BUMN). Pasalnya, proyek-proyek tersebut menggunakan mekanisme pembayaran monthly payment, sehingga tidak makin membebani kas perseroan. 

“Fokus dengan tender konvensional itu ini akan mengurangi keperluan modal kerja. Dengan support perbankan, maka ini akan memastikan bahwa dalam lima tahun ke depan Waskita akan aman dengan proyek konstruksinya,” ucap Destiawan dalam konferensi pers, Senin, 20 September 2021.

Lebih rinci, Destiawan menyebut sebanyak Rp58 triliun atau 64,4% dari total utang merupakan utang bank. Adapun perbankan yang menyetujui restrukturisasi ini berasal dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), bank swasta nasional, bank asing nasional, hingga Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Bank itu terdiri dari BNI, Bank Mandiri, BRI, Bank BTPN, Bank Syariah Indonesia, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Bank DKI, Bank Panin, Bank Permata, Bank KEB Hana, Bank Shinhan, Bank CTBC Indonesia, Maybank, BNP Paribas, Bank SBI Indonesia, Bank Resona Perdania, Bank UOB, Bank of China, Bank QNB, Bank OCBC NISP, dan Bank CCB Indonesia.

Suntikan dan Penjaminan Modal

Upaya Waskita mengembalikan performa juga mendapat dukungan dari pemerintah. Hal ini tercermin dari adanya Penjaminan modal kerja dan obligasi perseroan yang akan jatuh tempo pada 2021 dan 2022.

Pengajuan penjaminan itu mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 211/PMK.08/2020 tahun 2020 tentang Tata Cara Pemberian Penjaminan Pemerintah untuk Badan Usaha Milik Negara Dalam Rangka Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional.

Dengan begitu, Waskita diharapkan bisa semakin leluasa menggarap proyek baru dengan target Rp26 triliun pada tahun ini. WSKT juga mendapat suntikan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp7,9 triliun pada tahun ini

Dana itu, kata Destiawan, merupakan stimulus yang digunakan perseroan untuk menyelesaikan sejumlah ruas tol baru hingga 2024. Bahkan, Destiawan membeberkan perseroan perlu tambahan PMN Rp3 triliun pada 2022 untuk menyelesaikan tujuh ruas tol baru yang sudah digarap sejak tahun ini.

Proyek ini terdiri dari Kayuagung-Palembang-Betung dan Tol Ciawi-Sukabumi yang ditargetkan rampung pada Maret 2023 dan Juli 2024. Selain itu, lima proyek lain serta target penyelesaian yang dikerjakan emiten pelat ini, antara lain:

1.     Ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung pada Maret 2022

2.     Ruas tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu pada Maret 2022

3.     Ruas tol Cimanggis-Cibitung pada Januari 2023

4.     Ruas tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar Pada Juni 2022,

5.     Pasuruan-Probolinggo pada Desember 2023

“Kami mendapatkan PMN untuk penyelesaian konstruksi dan nantinya akan divestasi sehingga dananya bisa kami dapatkan kembali. kami yakin CAGR kami meningkat 25% pada setidaknya dalam empat tahun ke depan, meski sebenarnya target ini tergolong moderat,” papar Destiawan.

Profitabilitas Membaik

Di sisi lain, Destiawan optimistis profitabilitas perseroan bisa mengalami perubahan seiring gencarnya proses divestasi yang dilakukan perseroan. Dirinya mengatakan Waskita bisa melepas enam hingga tujuh ruas tol pada tahun ini.

Melalui anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR) akan melepas seluruh kepemilikan sahamnya di jalan tol Cibitung-Tanjung Priok pada Oktober 2021.

“Divestasi kami masih mau menyelesaikan Tol Cibitung-Tanjung Priok dengan Pelindo II. Satu lagi ruas due diligence adalah Cimanggis-Cibitung, ini dalam proses. Mudah-mudahan selesai tahun ini,” tegas Destiawan.

Divestasi ini diklaim Destiawan mendesak dilakukan. Selain mengurangi pembengkakan pada pos utang, divestasi ini bisa menghindarkan perseroan dari potensi peningkatan beban bunga proyek.

“Harus cepat proses divestasi ini, agar beban bunga yang ditanggung tidak semakin besar di kemudian hari. semoga beban bunganya bisa segera selesai,” ujar Destiawan.

Divestasi ini juga diyakini bisa meningkatkan kinerja keuangan perseroan yang mulai bangkit pada semester I-2021. Berdasarkan laporan keuangan WSKT di Bursa Efek Indonesia (BEI), BUMN Karya ini meraup laba bersih Rp41 miliar pada paruh pertama tahun ini.

Kondisi ini berbanding terbalik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di mana WSKT harus menelan kerugian Rp1,09 triliun.

Raihan laba ini ikut mengangkat earning per share (EPS) WSKT dari minus Rp80,58 pada semester I-2020 menjadi Rp3,02 per lembar pada semester I-2021. Sementara total aset perseroan tercatat turun tipis dari Rp105,58 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp105,34 triliun pada semester I-2021.