Prospek Saham ADRO, ITMG, dan PTBA di Tengah Dinamika Industri Batu Bara
- Persediaan batu bara China mencapai puncaknya pada September 2024 sebesar 642,4 juta ton, mencerminkan permintaan yang kuat dengan pertumbuhan 22,7% secara tahunan (year-on-year).
Bursa Saham
JAKARTA - Dinamika industri batu bara saat ini memunculkan risiko penurunan produksi domestik serta permintaan global yang cenderung hati-hati. Lantas, apakah saham-saham batu bara seperti ADRO, ITMG, dan PTBA masih prospektif?
Menurut analis MNC Sekuritas, Raka Junico W, persediaan batu bara China mencapai puncaknya pada September 2024 sebesar 642,4 juta ton, mencerminkan permintaan yang kuat dengan pertumbuhan 22,7% secara tahunan (year-on-year).
Namun, produksi energi hijau—terutama dari tenaga surya, angin, dan air—mengalami kenaikan 18,7% secara tahunan sepanjang Januari hingga Oktober 2024. Tren ini berpotensi memberikan tekanan terhadap volume impor batu bara di masa mendatang.
- Mantan Pacar Kaesang Temui Hasto, Ungkap Info Rahasia
- Agung Podomoro Gelar Pameran Discover The Future: Agung Podomoro's Signature Properties
- Marcomm Summit: Merancang Ulang Komunikasi Digital Industri Asuransi yang Berkelanjutan
“Terlebih, produksi tenaga hidroelektrik diperkirakan meningkat, didukung oleh kondisi cuaca yang lebih menguntungkan pada 2025,” tulis Raka dalam risetnya dikutip Kamis, 5 Desember 2024.
Di sisi lain, India berencana mengurangi ketergantungan pada impor batu bara dengan meningkatkan produksi domestiknya. Meski begitu, lonjakan permintaan dari negara-negara ASEAN diyakini mampu mengimbangi dampak tersebut
“Vietnam dan Filipina menargetkan ekspansi kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara (coal-fired power plant/CFPP) di masa depan,” tambahnya.
MNC Sekuritas memproyeksikan produksi batu bara domestik pada 2025 mencapai 778–810 juta ton, yang mencerminkan penurunan dibandingkan estimasi tahun ini sebesar 836 juta ton.
“Analisis sensitivitas kami menunjukkan rata-rata harga batu bara pada 2025 berada di kisaran USD 140/mt. Namun, dalam skenario bearish, dengan asumsi DXY/WTI pada 97/USD 60 per barel, harga batu bara dapat turun menjadi USD 114/mt,” jelas Raka.
Karena itu, MNC Sekuritas mempertahankan peringkat netral untuk sektor pertambangan batu bara, dengan mempertimbangkan potensi penurunan produksi domestik serta pandangan hati-hati terhadap permintaan global. Selain itu, harga batu bara tetap berisiko mengikuti skenario bearish, terutama jika harga minyak mentah WTI melemah lebih lanjut.
MNC Sekuritas merekomendasikan hold untuk saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), yang sebelumnya bernama PT Adaro Energy Indonesia Tbk. Rekomendasi ini telah memperhitungkan kondisi pasca spin-off PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). Target harga saham ADRO ditetapkan pada Rp 2.100.
Selain itu, broker efek ini juga merekomendasikan hold untuk saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dengan target harga masing-masing Rp 27.100 untuk ITMG dan Rp 2.600 untuk PTBA.