Jajaran direksi PT Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN/BBTN).
Korporasi

Prospek Saham BBTN Usai Realisasikan 31 Persen Target Laba Bersih Tahun Ini

  • Kenaikan laba bersih BBTN pada tahun ini diproyeksikan menembus Rp3,72 triliun. Pendapatan bunga diharapkan naik dari Rp28,27 triliun menjadi Rp31,65 triliun.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berhasil merealisasikan laba bersih sebesar 31% dari target tahunan pada periode Januari hingga Mei 2024. Realisasi laba bersih ini setara dengan 33% dari pencapaian pada periode yang sama tahun lalu.

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis, melaporkan bahwa BTN berhasil meningkatkan laba bersih hingga Mei 2024 menjadi Rp1,16 triliun. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan laba pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,15 triliun. 

“Peningkatan laba ini didukung oleh penurunan provisi yang lebih rendah dari ekspektasi, serta lonjakan pendapatan operasional lainnya sebesar 153%. Biaya kredit juga turun dari 1,3% menjadi 0,6% sampai Mei 2024,” tulis mereka dalam risetnya pada Selasa, 2 Juli 2024. 

BRI Danareksa Sekuritas menyatakan bahwa realisasi pendapatan bunga hingga Mei 2024 senilai Rp12,45 triliun telah sesuai estimasi, mencerminkan 39% dari target tahunan, hampir sama dengan realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar 40%. 

Oleh sebab itu, BRI Danareksa Sekuritas menargetkan kenaikan laba bersih BBTN menjadi Rp3,72 triliun tahun ini, dibandingkan pencapaian 2023 sebesar Rp3,50 triliun. Pendapatan bunga diharapkan naik dari Rp28,27 triliun menjadi Rp31,65 triliun.

Sementara itu, Analis Mandiri Sekuritas, Kresna Hutabara dan Boby Kristianto Chandra mengatakan bahwa BBTN hingga Mei 2024 berhasil mempertahankan stabilitas kinerja keuangannya meski menghadapi ketatnya likuiditas yang mengakibatkan penurunan margin keuntungan (NIM) perbankan nasional. 

Keberhasilan ini tercermin dari peningkatan laba bersih sebesar 43% dari Rp124 miliar pada April menjadi Rp176 miliar pada Mei 2024. Selain itu, BBTN juga berhasil menurunkan biaya dana (cost of fund/CoF) menjadi 4,8% pada Mei, dari 5,1% pada April.

Akan tetapi, kata Kresna Hutabara dan Boby Kristianto Chandra, kendati (Return on Equity/RoE) BTN masih tertekan, secara struktural kinerja menunjukkan perbaikan dari bulan ke bulan, terutama dengan pertumbuhan kredit yang mencapai 14% hingga Mei 2024.

“Kami melihat rencana penjualan aset bermasalah pada semester II tahun ini diharapkan bisa menurunkan NPL secara signifikan,” tulis mereka dalam riset yang dipublikasikan di Jakarta pada hari ini. 

Mandiri Sekuritas juga mencatat bahwa rencana perubahan skema pembiayaan kredit kepemilikan rumah (KPR) bersubsidi dapat meningkatkan kinerja keuangan dan saham BBTN di masa depan, menjadikannya tetap layak untuk dibeli. BBTN telah mengusulkan penurunan tenor KPR bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dari 20 tahun menjadi 10 tahun. 

Perubahan ini, yang sedang dibahas Sekretariat Ekosistem Perumahan, hanya akan memberikan subsidi bunga selama 10 tahun pertama, sisanya dikenakan suku bunga pasar, mencerminkan peningkatan pendapatan pembeli rumah dan memperluas manfaat subsidi perumahan.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Mandiri Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp1.800 per saham. Dengan harga penutupan saham pada perdagangan Senin, 1 Juli 2024, di level Rp1.265 per saham, terdapat potensi penguatan sebesar 42,2%.