Siloam
Bursa Saham

Prospek Saham Emiten Rumah Sakit Usai Pengesahaan RUU Kesehatan

  • Algo Research dalam risetnya mengatakan momentum pengesahan RUU Kesehatan cukup memberi angin segar bagi emiten terkait.
Bursa Saham
Chrisna Chanis Cara

Chrisna Chanis Cara

Author

JAKARTA—Sektor kesehatan dinilai masih menjadi salah satu unggulan di pasar modal usai pengesahan Rancangan Undang-Undang Kesehatan (RUU Kesehatan) di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 11 Juli 2023. Hal itu karena sektor kesehatan bersifat defensif di tengah tantangan ekonomi global. 

Algo Research dalam risetnya mengatakan momentum pengesahan RUU Kesehatan cukup memberi angin segar bagi emiten terkait. “Terutama karena belum banyak yang masuk dalam sektor ini (kesehatan),” demikian pernyataan Algo Research, dikutip Rabu 12 Juli 2023.

Sejumlah sentimen positif terlihat seperti kenaikan tarif INA-CBG untuk BPJS Kesehatan dan keuntungan dari program COB BPJS. Hal ini dapat membawa potensi profitabilitas rumah sakit. Namun Algo meminta pihak terkait berhati-hati terhadap likuiditas karena sektor kesehatan berkapitalisasi kecil. “Cobalah kelola risiko penurunan dengan baik,” imbuh Algo. 

Sejumlah saham yang dapat diamati seperti PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), hingga PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL). PRDA dinilai memiliki return on equity (ROE) yang cukup tinggi yakni 17%, dengan laju pertumbuhan laba yang mentereng dengan kas-net yang besar. 

Sementara PER dan EV/EBITDAnya juga berlipat masing-masing sebesar 12 kali dan 6 kali. Kondisi neraca yang solid memungkinkan PRDA membiayai ekspansi secara organik atau melakukan investasi di bidang teknologi kesehatan. “Ini tetap menarik dibanding kompetitornya,” imbuh Algo. 

Peningkatan Layanan Digital

Algo menambahan perusahaan bakal mendapat manfaat dari peningkatan penetrasi layanan kesehatan via digital. Pasarnya diperkirakan tumbuh sebesar kurang lebih 60-65% selama 3 tahun ke depan. Sementara itu, saham Siloam (SILO) menjadi pilihan setelah performa keuangan tahun 2022 mengalahkan ekspektasi konsensus. 

Namun, sahamnya masih tidak likuid dan bisa mempersulit perdagangan terutama bagi investor institusional. Selanjutnya, saham RS Mitra Keluarga (MIKA) merupakan pilihan teraman dengan prospek pertumbuhan yang baik di kisaran 14 hingga 16% pada 2023/2024. Posisi neraca kas yang kuat, dan saham cukup likuid untuk investor institusional. 

Namun saham tersebut adalah yang paling mahal dibandingkan dengan kompetitornya sehingga mungkin tidak semenarik valuasinya. HEAL dinilai masih mahal dibandingkan dengan valuasi historisnya. Meski demikian, saham ini cukup sensitif terhadap sentimen tarif yang lebih tinggi mengingat kontribusi BPJS di perusahaan. Ini seharusnya dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi daripada para kompetitornya.