PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)
Korporasi

Prospek Saham SMGR di Tengah Gelombang Pembangunan IKN

  • Sejalan dengan komitmen presiden terpilih terkait melanjutkan pembangunan IKN. Analis berpandangan ini akan menjadi katalis positif bagi kinerja SMGR di masa depan.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) masih tertekan sepanjang tahun ini, selaras dengan kinerja semester I-2024 yang kurang memuaskan akibat penurunan penjualan semen, termasuk semen kantong.

Analis dari Philip Sekuritas Indonesia, Helen, melaporkan bahwa penjualan SMGR pada periode tersebut mencapai Rp16,4 triliun, turun 3,6% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Angka ini hanya memenuhi 42,9% dari perkiraan yang ditetapkan.

Helen juga mencatat bahwa SMGR menaikkan harga rata-rata jual produknya sekitar 3% pada bulan Mei dan Juni di 13 provinsi utama. "SMGR berencana untuk menaikkan harga secara selektif di wilayah lain antara 3-5 persen pada Juli dan Agustus," ungkap Helen dalam riset yang dikutip pada Senin, 19 Agustus 2024.

Meskipun beban pokok pendapatan SMGR turun 0,5%, beban pegawai meningkat 9,7% akibat perubahan metode penghitungan PPh. Di luar beban pegawai, beban pokok pendapatan turun 1%, didorong oleh penurunan biaya bahan bakar dan clinker.

Penjualan domestik SMGR turun 1,5% menjadi 14 juta ton, sementara penjualan ekspor turun 0,6% menjadi 2,9 juta ton. Secara keseluruhan, penjualan semen SMGR turun 1,3% menjadi 16,9 juta ton. "Segmen ritel (kantong) mengalami penurunan sebesar 4,4%, sementara semen curah mencatatkan pertumbuhan positif 6,3%," kata Helen.

IKN Katalis Positif

Pertumbuhan penjualan semen curah, atau bulk, didorong oleh proyek-proyek infrastruktur pemerintah, khususnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Helen berpendapat bahwa IKN akan menjadi katalis positif bagi kinerja SMGR di masa depan.

"SMGR telah mengamankan saluran penjualan semen melalui KLN dan Bina Karya, dengan potensi pangsa pasar sebesar 70% dan volume semen sekitar 0,7-0,8 juta ton per tahun," tambah Helen.

Berdasarkan hal tersebut, Helen merekomendasikan untuk membeli saham SMGR dengan target harga Rp5.000 per saham, yang menunjukkan potensi kenaikan harga (upside) sebesar 20% dari posisi saat ini Rp4.150 per saham. Diketahui, saham ini masih tertekan 30 persen secara year-to-date.

Kendati begitu, kata Helen, posisi SMGR sebagai pemimpin pasar di industri semen masih cukup kuat. Pasalnya, perseroan memiliki jaringan distribusi yang luas di seluruh Indonesia, di mana perseroan sukses mempertahankan pangsa pasar sebesar 50,4% hingga Juni 2024.

Sejak Desember 2022, SMGR telah memasok 695 ribu ton semen untuk berbagai proyek di IKN, termasuk Istana Negara dan Kantor Presiden. Perusahaan juga terlibat dalam pembangunan rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan menggunakan produk inovatif berbasis semen hijau yang ramah lingkungan.

Direktur Utama Semen Indonesia (SMGR), Donny Arsal, menjelaskan bahwa semen hijau SIG dapat mengurangi emisi karbon sebesar 21%-38% dibandingkan semen konvensional dan memiliki kandungan lokal lebih dari 90%. 

"Inovasi ini sangat relevan untuk Proyek Strategis Nasional seperti IKN, dalam mendukung pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan," kata Donny dalam keterangan tertulis pada Minggu, 18 Agustus 2024, kemarin. 

Donny juga menambahkan bahwa SIG akan terus mendukung pembangunan infrastruktur dengan produk ramah lingkungan, termasuk beton inovatif dan paving block berpori, yang berfungsi untuk mempercepat konstruksi serta mendukung keberlanjutan lingkungan.