Gedung kantor Telkom di kawasan Gatot Subroto, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Prospek Saham Telkom (TLKM) Diproyeksi Cerah Usai Satukan Pusat Data

  • PT Macquarie Sekuritas Indonesia menyebut prospek saham Telkom (TLKM) semakin menarik setelah perseroan menggabungkan semua aset pusat data center ke entitas tunggal.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Prospek saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dipandang kian menarik usai perseroan menggabungkan semua aset pusat data center ke satu entitas, yakni PT Telkom Data Ekosistem (TDE) dengan merek dagang Neutra DC.

Setelah itu TLKM akan mencari mitra strategis TDE yang digadang-gadang bakal menjadi aksi korporasi terbesar pada tahun ini. Asal tahu saja, NeutraDC akan menyajikan infrastruktur pusat data yang memenuhi standar keamanan tingkat tinggi dengan delapan lapis perlindungan.

PT Macquarie Sekuritas Indonesia menjelaskan motivasi di balik upaya TLKM untuk meningkatkan kapasitas pusat data hingga 10 kali lipat, dari 42 MW pada September 2023 menjadi 400 MW pada tahun 2030, atau sekitar 30% per tahun.

Baca Juga: Prospek Saham TLKM, ISAT, dan EXCL di Tengah Tren Positif Industri Telekomunikasi

Dengan demikian, rasio pendapatan bisnis pusat data terhadap nilai aset bersih (NAV) akan meningkat dari 1%/3% menjadi 6%/16% pada tahun 2030 mendatang. Di sisi lain pertumbuhan laba Telkom melambat dari 7% selama 2016-2019 menjadi 3% per tahun selama 2020-2023. 

Sehingga EV/EBITDA perseroan turun menjadi 5 kali dari sebelumnya 6 kali.” “Saat ini, bisnis pusat data diperdagangkan dengan EV/EBITA 14-15 kali di level global, lebih tinggi dari seluler 4-7 kali, merujuk estimasi Visible Alpha,” tulis Macquarie dalam riset, dikutip pada 6 Maret 2024. 

Diketahui para broker telah meramalkan bahwa kapasitas pusat data Indonesia akan mengalami peningkatan sebanyak 5-6 kali lipat dalam beberapa tahun mendatang. Proyeksi ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan kapasitas pusat data tertinggi kedua di kawasan Asia. 

Akan tetapi proyeksi tersebut dan langkah TLKM yang berencana mengembangkan pusat data tidak selaras dengan tindakan emiten jaringan telekomunikasi Indosat (ISAT) dan XL Axiata (EXCL) yang malah mengurangi eksposur ke bisnis tersebut.

Baca Juga: Gandeng Huawei, Telkom Perluas Penggunaan Teknologi Cloud dan AI

Alhasil, saham bersandikan TLKM dapat menjadi yang paling likuid dalam sektor ini. Sebagai perbandingan, saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) memiliki tingkat likuiditas yang rendah, dengan nilai transaksi harian rata-rata hanya mencapai US$ 20 ribu.

Oleh sebab itu, PT Macquarie Sekuritas Indonesia meningkatkan target harga saham TLKM sebesar 2,2% menjadi Rp4.600 per saham. Hal tersebut didasarkan pada rasio EV/EBITDA sebesar 5,7 kali pada tahun 2024.

Di samping itu, katalis utama saham emiten jaringan telekomunikasi plat merah ini juga melibatkan konsolidasi industri telekomunikasi, pertumbuhan ARPU yang melebihi perkiraan, serta perkembangan infrastruktur dan pusat data.

Berdasarkan data IDX Mobile pada perdagangan Rabu, 6 Maret 2024, pukul 10:25 WIB, saham TLKM bergerak stagnan dari level pembukaanya sebesar Rp3.870 per saham. Dari sisi variasi harga, saham ini bergerak di kisaran Rp3.860-3.910 per saham. 

Mengacu target saham oleh PT Macquarie Sekuritas Indonesia, maka para investor berpeluang memperoleh cuan maksimal dari saham emiten jaringan telekomunikasi plat merah ini sebesar 18,86%.