Prospek Suram, Investasi Virtual Reality di Silicon Valley Anjlok 81%

  • Investasi perusahaan start-up virtual reality (VR) di pusat bisnis teknologi dunia Silicon Valley, California anjlok 81% sepanjang tahun lalu. Perusahaan rintisan kurang berminat masuk ke bisnis VR. Padahal, VR sempat digadang-gadang dapat menjadi teknologi yang berprospek cerah.

trenasia

trenasia

Author

JAKARTA. Investasi perusahaan start-up virtual reality (VR) di pusat bisnis teknologi dunia Silicon Valley, California anjlok 81% sepanjang tahun lalu. Perusahaan rintisan kurang berminat masuk ke bisnis VR. Padahal, VR sempat digadang-gadang dapat menjadi teknologi yang berprospek cerah.

Dikutip dari Los Angeles Times, beberapa tahun lalu VR sangat populer di Hollywodd. VR juga membantu kebangkitan Silicon Beach dengan harapan bisa menggairahkan kembali bisnis hiburan.

Pada masa puncaknya di tahun 2016, investor menggelontorkan dana US$ 253 juta pada dua lusin kesepakatan bisnis yang melibatkan perusahaan start-up virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) di L.A dan Orange County. Headset mahal ini diharapkan dapat memproyeksikan dunia virtual menjadi sepopuler ponsel pintar.

Sayangnya, investasi ke teknologi VR menunjukkan penurunan yang dramatis dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa perusahaan di California yang meraih dana investasi jutaan dollar AS telah menutup bisnisnya dan memutuskan hubungan kerja para karyawannya.

“Kesabaran investor terhadap industri VR telah menipis,” kata Nicholas Pappageorge, Analis CB Insights.

Pada tahun 2018, investasi di tujuh perusahaan start-up VR dan AR di L.A. dan Orange County hanya mencapai US$ 24,7 juta turun 81% dibandingkan dengan 2017. Jumlah tersebut bahkan hanya 10% dari dana modal ventura yang digelontorkan pada tahun 2016.

Secara nasional, pendanaan untuk bisnis VR dan AR pada tahun 2018 turun 46% menjadi US$ 809,9 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Penurunan investasi pada bisnis VR dan AR terjadi saat investasi di L.A dan Orange County meningkat 36% menjadi US$ 6,4 miliar tahun lalu. Investor lebih suka memarkirkan dana investasinya di bisnis cybersecurity dan artificial intelligence.(Hidayat, SN)