Protes Tarif, Ratusan Driver Ojol Banjiri DPRD dan Balai Kota Solo
- Mereka membawa tiga tuntutan yaitu tetapkan peraturan gubernur (Pergub) Jawa Tengah untuk atur tarif batas atas dan batas bawah (TBA dan TBB), terapkan sanksi kepada aplikasi yang tidak taat aturan serta hapus biaya tambahan di semua aplikator.
Nasional
SOLO - Ratusan pengendara ojek online (driver ojol) menggelar aksi di DPRD dan Balai Kota Solo untuk memperjuangkan nasib mereka pada Senin 11 September 2023. Mereka membawa tiga tuntutan yaitu tetapkan peraturan gubernur (Pergub) Jawa Tengah untuk atur tarif batas atas dan batas bawah (TBA dan TBB), terapkan sanksi kepada aplikasi yang tidak taat aturan serta hapus biaya tambahan di semua aplikator.
Pantauan TrenAsia.com, massa ojol tiba di Balai Kota sekitar pukul 11.00 WIB usai melakukan aksi di kantor DPRD Solo. Mereka berjalan kaki dari Benteng Vastenburg menuju Balai Kota untuk menyuarakan aspirasinya.
Seorang koordinator aksi Wegik didampingi Pembina Koalisi Online Surakarta (KOS) Hendry mengatakan masih ada masalah terkait penetapan tarif untuk ojol. Dia mencontohkan promo hemat oleh aplikator justru memangkas pendapatan mitra, alih-alih masuk pengeluaran aplikator. “Oleh karena itu, kami mendorong penetapan Pergub untuk penyetaraan TBA dan TBB,” ujarnya kepada TrenAsia.com.
- Dua Kunci Utama Meeting yang Efektif
- Anak Butuh Setidaknya Satu Sahabat, Ini Penjelasannya
- Waduh! Pendiri Google DeepMind Peringatkan AI Dapat Bantu Hasilkan Virus Sintetik Pemicu Pandemi
Pihaknya mengaku sudah menyampaikan surat pada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) terkait hal itu. Namun hingga kini belum ada tanggapan. Wegik menyebut perwakilan Pemprov Jateng dan Dinas Perhubungan Solo pernah menjanjikan mediasi dan audiensi antara driver ojol dengan aplikator. Namun wacana itu pun hingga kini belum terlaksana. “Tidak terealisasi,” ujar Wegik.
Siapkan Aksi Lebih Besar
Lebih lanjut driver ojol mendesak sanksi tegas bagi aplikator yang melanggar aturan biaya sewa penggunaan aplikasi paling tinggi 15%. Selain itu para driver mendesak penghapusan semua biaya tambahan di semua aplikator. Saat ini kebijakan tersebut membuat penghasilan driver kian merosot.
Terkait dengan tuntutan tersebut, mereka akan melakukan aksi yang lebih besar lagi jika selama sepekan tidak ada tanggapan dari pihak terkait. “Kami kasih waktu 7x24 jam. Sekiranya tidak ada respon lagi kita akan lakukan aksi yang lebih besar,” ujar Wegik.
Pihaknya siap mengumpulkan massa lebih besar untuk berdemo di tingkat provinsi untuk menyuarakan aspirasi mereka. Dalam kesempatan yang sama, driver ojol sempat bertemu perwakilan Pemkot Solo untuk audiensi. Namun driver pun tak mendapatkan jawaban memuaskan.
- Menuju IndonesianGP di Sirkuit Mandalika, Masyarakat Lombok Dapat Harga Spesial
- Profil Eks Kapolda Metro Jaya Nana Sudjana Pj Gubernur Jateng Pengganti Ganjar Pranowo
- Semester I-2023, Inilah Bank BUMN dengan Pertumbuhan Laba Paling Tinggi
Wegik menyebut Pemkot tak bisa memutuskan karena tuntutan driver merupakan ranah Pemprov Jateng. “Belum bisa memutuskan karena wewenang provinsi,” ujar Wegik. Dalam demo di DPRD Solo, driver telah mengajukan surat tuntutan yang diterima perwakilan DPRD YF Sukasno.
Lebih lanjut, Koalisi Online Surakarta menyatakan sikap untuk menolak keras persaingan tarif tidak sehat dari tiga aplikator yakni Gojek, Grab dan Maxim. Hal itu karena berdampak pada pendapatan driver yang sangat minim dan jauh dari layak
Aksi yang dilakukan oleh driver ojol tersebut dilakukan sejak pukul 09.00 WIB hingga berakhir pada pukul 12.00 WIB. Berdasarkan pantauan TrenAsia, para driver ojol yang melakukan aksi dengan tertib dan kondusif dengan dijaga oleh aparat Kepolisian.
Beberapa kali massa aksi sempat meneriaki driver ojol lain yang tidak bergabung dengan aksi mereka alias masih narik. Mereka menyayangkan belum semua driver ojol memiliki solidaritas yang sama. Selama demo, massa aksi memang sudah sepakat untuk off bid selama tiga jam.