Proyek Bendungan Era Jokowi Vs SBY: Bak Langit dan Bumi
- Presiden Jokowi dan Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki pendekatan berbeda dalam pembangunan infrastruktur, terutama terkait bendungan yang menjadi prioritas untuk pengelolaan sumber daya air di Indonesia.
Infrastruktur
TASIKMALAYA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Leuwikeris di Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis, 28 Agustus 2024. Bendungan ini menjadi proyek ke-45 yang selesai dalam program pemerintah yang bertujuan untuk memperkuat infrastruktur pengelolaan air di seluruh Indonesia.
Bendungan Leuwikeris memiliki kapasitas tampung sebesar 81 juta meter kubik dengan luas genangan mencapai 243 hektare. Proyek ini membutuhkan biaya sebesar Rp3,5 triliun dan memakan waktu delapan tahun untuk diselesaikan.
Bendungan ini diharapkan mampu meningkatkan ketahanan air, mendukung irigasi untuk pertanian, serta mengurangi risiko banjir di wilayah sekitarnya.
Target Penyelesaian 61 Proyek Bendungan
Dalam pidatonya, Jokowi menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan total 61 proyek bendungan yang tersebar di berbagai daerah Indonesia. Jokowi menargetkan penyelesaian proyek ini paling cepat akhir tahun 2024.
"Yang belum selesai nanti diselesaikan tahun depan, 61 bendungan. Atau nanti akhir Desember mungkin bisa targetnya tercapai," ujar Jokowi dalam acara peresmian, dilansir Antara, Kamis, 29 Agustus 2024.
Dengan diresmikannya Bendungan Leuwikeris, pemerintah telah menyelesaikan 45 bendungan. Delapan bendungan lainnya siap untuk dioperasikan dalam waktu dekat, sehingga total terdapat 53 bendungan yang sudah selesai.
- Menakar Peluang 3 Srikandi yang Bersaing di Pilkada Jatim
- Penyaluran KUR Bank Mandiri Tembus Rp23,49 Triliun per Juli 2024
- 7 Fakta Menarik Soal Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia
Jokowi juga menekankan pentingnya pengelolaan air yang baik sebagai fondasi kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam sektor pertanian. Bagi Jokowi, dibangunnya bendungan seperti Leuwikeris memiliki peran penting untuk memastikan ketersediaan air untuk irigasi,
Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani. "Sekali lagi, air adalah sumber kehidupan. Oleh sebab itu harus dikelola dengan baik untuk manfaat rakyat, untuk manfaat masyarakat, untuk manfaat petani," tegas Jokowi.
Untuk sisa proyek bendungan yang belum selesai, Jokowi berharap bisa menyelesaikannya hingga akhir periodenya pada bulan oktober 2024. Namun, bila proyek yang membutuhkan waktu lebih lama, pemerintahan Prabowo siap melanjutkannya hingga tahun 2025.
Perbandingan Pembangunan Bendungan Era Jokowi dan SBY
Presiden Jokowi dan Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki pendekatan berbeda dalam pembangunan infrastruktur, terutama terkait bendungan yang menjadi prioritas untuk pengelolaan sumber daya air di Indonesia.
Ketika Jokowi menjabat sebagai presiden, ia menerima warisan 16 proyek bendungan yang telah dimulai pada masa pemerintahan SBY namun belum selesai. Dalam kurun waktu 10 tahun masa jabatannya, SBY menargetkan pembangunan 21 bendungan di berbagai wilayah Indonesia.
Namun, hanya 5 bendungan yang berhasil diselesaikan selama SBY menjabat, menyisakan 16 bendungan yang kemudian dilanjutkan oleh pemerintahan Jokowi. Di bawah kepemimpinan Jokowi, target pembangunan bendungan meningkat signifikan.
- Menakar Peluang 3 Srikandi yang Bersaing di Pilkada Jatim
- Penyaluran KUR Bank Mandiri Tembus Rp23,49 Triliun per Juli 2024
- 7 Fakta Menarik Soal Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia
Jokowi menetapkan target ambisius untuk menyelesaikan 61 bendungan dalam masa jabatannya, yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Hingga saat ini, 53 bendungan telah selesai dibangun.
Dari total 61 bendungan yang ditargetkan, 52 di antaranya memiliki kapasitas tampung sebesar 3.734,09 juta meter kubik. Bendungan-bendungan ini memiliki potensi besar dalam mendukung layanan irigasi yang tersebar di 71 daerah Irigasi di seluruh Indonesia. Hal ini penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional.