Kereta Api (KA) Bandara Internasional Yogyakarta - Kulon Progro (YIA) / Dok. Kemenhub
Nasional

Proyek Double Track Semua Jalur Dikebut Buntut Kecelakaan KA Beruntun

  • Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, mengungkapkan pembangunan jalur ganda kereta api atau double track di perlintasan Haurpugur-Cicalengka akan selesai pada Mei 2024.
Nasional
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, mengungkapkan pembangunan jalur ganda kereta api atau double track di perlintasan Haurpugur-Cicalengka akan selesai pada Mei 2024.

Sebagai tanggapan terhadap kecelakaan yang terjadi di jalur tersebut, ia menyatakan komitmennya untuk berusaha melakukan pemasangan jalur ganda di seluruh jalur kereta api.

Pernyataan ini dia sampaikan saat menghadiri rapat bersama Komisi V di Gedung DPR RI Jakarta pada 18 Januari 2024.

“Kita memang akan mengupayakan bahwa semua jalur itu dua jalur, dan juga berkaitan dengan sinyal masih ada beberapa sinyal itu manual,” ungkap Budi.

“Oleh karena itu, tahun anggaran ini kita akan selesaikan semua berkaitan dengan sinyal, khususnya di Jawa. Tetapi untuk double track, untuk Cicalengka itu akan selesai pada bulan Mei,” tambahnya.

Menhub juga mengungkapkan, ia telah memberikan laporan kepada Presiden Joko Widodo mengenai kecelakaan di Cicalengka. Salah satu usulan yang diajukan oleh Budi adalah melakukan reformasi pada sumber daya manusia (SDM).

“Kita usulkan bahwa dalam jangka pendek ini kami akan mereformasi dan SDM dan juga berkaitan dengan yang ada di kereta api itu sedang kita laksanakan, kami sudah lakukan di Kementerian Perhubungan,” ujar dia.

Usulan ini sejalan dengan hasil temuan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), yang mencatat adanya faktor kesalahan manusia dan pelanggaran terhadap standar operasional prosedur (SOP).

“Jadi dari apa yang kita amati sementara ini memang KNKT belum memberikan suatu results, ada satu kemungkinan bahwa ada kesalahan teknis, pelanggaran SOP, berarti faktor manusia dan hal-hal lain yang sedang kita identifikasi,” ungkap Budi.

Selanjutnya, terkait peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Kemenhub telah melakukan restrukturisasi organisasi dan mengembangkan SOP baru sebagai respons terhadap meningkatnya jumlah kecelakaan kereta.

Selain itu, Menhub akan berusaha untuk menghapus perlintasan sebidang di kota-kota besar, seperti Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, dan Surabaya.

“Tentu kami berpikir bahwa yang paling aman itu adalah melakukan upaya elevated pada kota-kota besar, katakanlah di Bandung, Semarang, Jogja, Solo, Surabaya seperti apa yang dilakukan di Jakarta sehingga lintasan sebidang tidak ada,” tukasnya.

Dalam situasi yang serupa, Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, menyampaikan kecelakaan kereta yang terkait dengan perlintasan sebidang harus memiliki penanggung jawab dari pihak berwenang.

“Kalau yang namanya perlintasan sebidang itu, itu kan tergantung jalannya, itu jalan mana, jalan kota, kabupaten, provinsi, atau nasional, jadi memang ada penanggung jawab yang sesuai dengan otoritas atau dengan kewenangannya,” ungkap dia kepada awak media, pada Kamis, 18 Januari 2024.