logo
Kegiatan produksi di tambang PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
Korporasi

Proyek Elang Jadi Game Changer, AMMN Perkuat Posisi di Industri Tambang

  • AMMN baru saja merilis laporan Joint Ore Reserves Committee (JORC) per 31 Desember 2024, yang menjadi standar internasional dalam pengukuran sumber daya tambang

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) semakin mengukuhkan posisinya di industri pertambangan setelah mencatat peningkatan signifikan dalam cadangan dan sumber daya mineral dari Proyek Elang. 

Terletak sekitar 60 kilometer di timur tambang Batu Hijau, proyek ini diproyeksikan menjadi salah satu aset strategis yang akan memperpanjang umur produksi perusahaan.

Vice President Corporate Communications AMMN, Kartika Octaviana, menegaskan kenaikan cadangan dari Proyek Elang akan membawa dampak besar, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi sektor pertambangan dan perekonomian nasional.

“Dengan peningkatan ini, kami dapat memastikan keberlanjutan produksi dalam jangka panjang, sekaligus memberikan kontribusi yang lebih besar bagi industri pertambangan dan ekonomi daerah maupun nasional,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa, 25 Maret 2025.

AMMN baru saja merilis laporan Joint Ore Reserves Committee (JORC) per 31 Desember 2024, yang menjadi standar internasional dalam pengukuran sumber daya tambang. Berdasarkan laporan tersebut, cadangan bijih Elang meningkat 79% secara tahunan menjadi 2,5 miliar ton. 

Kenaikan ini juga mencakup lonjakan kandungan tembaga sebesar 71% menjadi 17,8 miliar pon, serta kandungan emas yang meningkat 76% menjadi 26,4 juta ons. Peningkatan ini diperkirakan akan mempercepat pengembangan proyek Elang, dengan studi kelayakan definitif yang dijadwalkan selesai pada paruh pertama 2025.

Proyek Elang: Aset Strategis Jangka Panjang

Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mengklasifikasikan deposit Elang sebagai Porphyry Cu-Au Super Giant, yang menjadikannya salah satu cadangan tembaga dan emas terbesar di dunia yang belum dikembangkan. 

Dengan potensi besar ini, AMMN memiliki strategi jangka panjang yang mencakup kesinambungan produksi setelah tambang Batu Hijau mencapai tahap akhir operasinya. Saat ini, AMMN masih akan menambang Fase 8 di Batu Hijau hingga 2030, dengan pemanfaatan stockpile yang berlanjut hingga 2033. 

Setelah itu, tambang Elang akan mengambil alih operasional dengan masa produksi yang direncanakan hingga 2046. AMMN juga telah menyusun strategi efisiensi dengan memanfaatkan fasilitas pengolahan bijih, smelter tembaga, dan pemurnian logam mulia yang telah ada di Batu Hijau untuk mendukung produksi dari tambang Elang.

Lonjakan Kinerja AMMN: Pertumbuhan Agresif di 2024

Seiring dengan pencapaian operasional, AMMN juga mencatat pertumbuhan keuangan yang agresif. Perusahaan membukukan laba bersih sebesar US$636,89 juta pada 2024, melonjak 152,59% year on year (yoy) dibandingkan US$252,14 juta pada 2023.

Direktur Utama AMMN, Alexander Ramlie, menegaskan bahwa kinerja 2024 melampaui ekspektasi, dengan produktivitas tambang serta produksi tembaga, emas, dan konsentrat yang masing-masing melebihi target sebesar 6%, 7%, dan 6%.

“Tahun ini menjadi momen penting bagi produksi emas di Batu Hijau, terutama karena bijih berkadar tinggi dari Fase 7. Fokus pada efisiensi juga terus menjaga AMMN sebagai salah satu produsen tembaga berbiaya terendah di dunia,” jelas Alexander dalam keterangan tertulis, Kamis, 20 Maret 2025.

Dari sisi penjualan, AMMN mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$2,66 miliar pada 2024, naik 30,99% yoy. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan penjualan bersih tembaga sebesar US$1,19 miliar (+4,39% yoy) dan penjualan emas yang melonjak hingga US$1,46 miliar (+65,47% yoy).

Dengan beban pokok penjualan mencapai US$1,31 miliar pada 2024, naik dari US$1,13 miliar di 2023, laba kotor AMMN tumbuh 49,12% yoy menjadi US$1,34 miliar. EBITDA perusahaan juga mencatat kenaikan 40% menjadi US$1,42 miliar, dengan margin EBITDA yang meningkat dari 50% menjadi 54%.

Masa Depan AMMN: Dominasi Pasar dan Keberlanjutan

Dengan peningkatan cadangan dari Proyek Elang serta strategi efisiensi yang diterapkan, AMMN semakin memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri pertambangan. Keberhasilan dalam meningkatkan produksi dan mempertahankan efisiensi biaya menunjukkan kesiapan AMMN dalam menghadapi tantangan industri ke depan.

Selain itu, pemanfaatan fasilitas yang sudah ada di Batu Hijau akan membantu perusahaan dalam mengoptimalkan biaya investasi dan operasional, sehingga memberikan nilai tambah lebih besar bagi pemegang saham dan industri pertambangan nasional.

Ke depan, AMMN berpotensi menjadi salah satu perusahaan tambang dengan pertumbuhan paling agresif di kawasan, terutama dengan prospek jangka panjang yang didukung oleh eksplorasi dan pengembangan berkelanjutan.