Potret Hunian Tetap di Sulawesi Tengah
Nasional

Proyek Hunian Bagi Warga Terdampak Bencana di Sulteng Perlu Dikebut

  • Per Juli 2023, pemerintah baru menyelesaikan 73 unit hunian tetap (huntap) di provinsi tersebut. Padahal ada sebanyak 712 huntap yang perlu dibangun pada Tahap 2A pascabencana Sulteng.
Nasional
Rizanatul Fitri

Rizanatul Fitri

Author

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengebut proyek rehabilitasi pascabencana Sulawesi Tengah (Sulteng). Per Juli 2023, pemerintah baru menyelesaikan 73 unit hunian tetap (huntap) di provinsi tersebut. Padahal ada sebanyak 712 huntap yang perlu dibangun pada Tahap 2A pascabencana Sulteng. 

Sebagai informasi, penyediaan huntap merupakan tindak lanjut Instruksi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2022 tentang Penuntasan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi, Tsunami, dan Likuefaksi di Provinsi Sulawesi Tengah.

Merujuk Inpres, huntap diberikan bagi masyarakat terdampak bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi di Sulteng. Anggaran untuk program tersebut mencapai Rp125,22 triliun. Saat ini Kementerian PUPR baru menggarap Huntap Tahap 2A sebanyak 73 unit rumah di Desa Wani, Kecamatan Tanantofea, Kabupaten Donggala.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto, mengaku berupaya mempercepa proses pembangunan Huntap Tahap 2A pascabencana Sulteng. “Kami menugaskan Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam proses pembangunan Huntap,” ujarnya, dikutip dari pu.go.id, Jum’at, 14 Juli 2023.

Berdasarkan data Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi II, Ditjen Perumahan, secara keseluruhan Huntap Tahap 2A dibangun sebanyak 712 unit yang tersebar di 15 lokasi, di antaranya Kabupaten Donggala berada di Desa Wani (73 unit), Tompe 1 (44 unit), Tompe 2 (83 unit), Tompe 3 (161 unit), Lende (68 unit), Lompio (16 unit).

Kemudian di Desa Tanjung Padang (13 unit), Lende Ntovea 1 (10 unit), Lende Ntovea 2 (44 unit), Ganti (17 unit), Loli Dondo (16 unit), Loli Saluran (18 unit), Loli Tasiburi III (17 unit), dan lokasi mandiri di Kota Palu (104 unit) dan Talise Panau 26 unit.

Teknologi RISHA

Iwan menuturkan pembangunan Huntap Tahap 2A sangat penting bagi masyarakat terdampak bencana di Sulteng. “Percepatan pembangunan Huntap tidak hanya proyek semata, tapi bagian dari operasi kemanusiaan agar masyarakat terdampak bisa segera pindah dan menempati hunian yang layak,” jelas Iwan.

Pembangunan huntap tersebut memakai teknologi rumah tahan gempa Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA). Rumah juga dilengkapi sarana dan prasarana pendukung sehingga dapat menjadi hunian nyaman bagi masyarakat.  

Huntap dibangun dengan luas lahan 10x15 meter untuk tiap unit yang dilengkapi ruang tamu, 2 kamar tidur, dapur, dan kamar mandi. Sumber pendanaan pembangunan huntap dari Central Sulawesi Rehabilition and Reconstruction Project (CSRRC) dengan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya Beton- PT Murni Konstruksi Indonesia (KSO).