<p>Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 31 Agustus 2020. Rapat tersebut membahas tugas dan fungsi ISC sebagai pengganti Petral untuk impor minyak mentah dan BBM, rencana PT Pertamina (Persero) dalam penggunaan BBM ramah lingkungan serta progres dan proyeksi keterjaminan penyediaan LPG 3kg kepada rakyat pada 2020-2024 sesudah restrukturisasi PT Pertamina (Persero) Subholding Pemasaran. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Proyek Kilang Kasim di Papua Barat Ditarget Rampung 2022

  • PT Pertamina (Persero) telah memulai proyek pembangunan fasilitas jetty alias pelabuhan khusus minyak bumi di kilang Kasim, Kabupaten Sorong, Papua Barat.

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) telah memulai proyek pembangunan fasilitas jetty alias pelabuhan khusus minyak bumi di kilang Kasim, Kabupaten Sorong, Papua Barat.

Berkapasitas 50.000 Dead Weight Tonnage (DWT), jetty ini akan membuka akses produk minyak mentah dari luar untuk meningkatkan pasokan energi di kawasan timur Indonesia.

Selain itu, sebanyak empat buah tangki berkapasitas masing-masing 110.000 barel juga akan dibangun di wilayah tersebut. Garapan proyek ini pun ditargetkan rampung pada akhir 2022.

Corporate Secretary Subholding Refining dan Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Ifki Sukarya menjelaskan, di tahap awal, fokus pekerjaan adalah detail engineering design, land clearing, survei topografi, bathymetry, soil investigation, serta pembangunan fasilitas temporer.

Adapun pengerjaannya dilakukan bersama konsorsium PT Hutama Karya  (Persero) [HK] – PT Gerbang Sarana Baja [GSB] sebagai kontraktor Engineering, Procurement, Construction (EPC), serta PT Inti Karya Persada Tehnik sebagai konsultan manajemen proyek.

Ifki mengaku, saat ini pemenuhan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kilang Kasim masih rendah. Kekurangannya sendiri dipasok dari Kilang Balikpapan.

Padahal, masyarakat di Sorong Raya, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat dinilai mengandalkan pasokan BBM produk Premium, Biosolar B-30, dan Marine Fuel Oil (MFO).

“Proyek ini penting karena sebagai satu-satunya kilang di wilayah Indonesia timur,” mengutip Ifki dalam keterangan tertulis, Kamis, 22 April 2021.

Nantinya, kata dia, fasilitas yang dibangun memungkinkan kapal bermuatan lebih dari 200.000 barel minyak mentah dapat bersandar.

Hal ini bisa mengembalikan kapasitas desain kilang Kasim yang sebesar 10.000 barrel per stream day (BPSD) per hari. Di samping itu, dalam jangka panjang juga berpotensi meningkatkan kapasitas hingga 50.000 BPSD. (RCS)