Proyek Laptop Merah Putih Disebut Solusi Ketergantungan Impor Elektronik
- Proyek laptop merah putih yang dicanangkan oleh Menko Marves Luhut B. Pandjaitan diklaim bisa menekan laju impor.
Industri
JAKARTA – Proyek laptop merah putih yang dicanangkan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan disebut bisa menekan laju impor alat elektronik di Indonesia. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Ina Primiana menilai proyek itu tepat diluncurkan di masa pandemi COVID-19.
“Laptop merah putih ini praktis akan menekan impor alat elektronik kita, ini sangat bagus sekali,” ucap Ina dalam diskusi virtual, Selasa, 27 Juli 2021.
Selain itu, proyeksi penyerapan produk laptop ini dinilai Ina sangat cerah. Hal ini ditopang oleh masih berlangsungnya pembelajaran jarak jauh (school from home) yang dijalankan sebagian besar pelajar di Indonesia.
Hal ini semakin mendukung kebijakan eksisting pengurangan impor berupa Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam Peraturan Menteri Perindustrian nomor 29 tahun 2017.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), volume impor laptop Indonesia pada 2020 mencapai 6.011,62 ton. Adapun nilai impor tersebut mencapai US$843 juta atau setara Rp12,21 triliun
Realisasi impor ini sebenarnya telah berkurang 49,97% dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 8.084 ton dengan nilai impor US$1,06 miliar atau Rp15,35 triliun.
“Kebijakan seperti ini sangat ditunggu-tunggu oleh industri dalam negeri agar tidak selalu mengandalkan impor,” ujar Ina.
Sebelumnya, Luhut menyiapkan anggaran Rp17 triliun untuk pengembangan laptop merah putih ini. Dirinya juga telah menggandeng sejumlah stakeholder dalam proyek tersebut.
Luhut mengajak Universitas Gadjah mada, Institut Teknologi Bandung, dan Institut Teknologi Sepuluh November sebagai mitra dalam penelitian laptop dalam negeri ini. Adapun produksi laptop merah putih ini bakal dipimpin PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk.
Perusahaan menyebut siap memenuhi pengadaan 1,3 juta unit laptop dengan anggaran tersebut.