Sirkuit Mandalika.
Nasional

Proyek Sirkuit Mandalika Sisakan Utang Rp4,6 Triliun

  • Utang tersebut terdiri dari kewajiban pembayaran jangka pendek sebesar Rp1,2 triliun dan jangka panjang sebesar Rp3,4 triliun.
Nasional
Chrisna Chanis Cara

Chrisna Chanis Cara

Author

JAKARTA—Pembangunan Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyisakan utang senilai Rp4,6 triliun. Utang tersebut terdiri dari kewajiban pembayaran jangka pendek sebesar Rp1,2 triliun dan jangka panjang sebesar Rp3,4 triliun.

Kondisi tersebut membuat holding BUMN pariwisata InJourney melalui PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) meminta Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp1,19 triliun kepada pemerintah. Hal itu diketahui dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI, Rabu 14 Juni 2023. 

Direktur Utama InJourney Dony Oskaria, mengatakan pihaknya mengajukan PNM sebesar Rp1,19 triliun lantaran kesulitan melunasi utang proyek Mandalika. Sekitar Rp1,05 triliun di antaranya akan dipakai untuk menyicil utang pembangunan sirkuit megah tersebut.

“Kami tidak bisa menyelesaikan kewajiban yang short term (jangka), di antaranya membayar pembangunan Grand Stage, VIP Village dan kebutuhan modal kerja saat event,” ujar Dony dalam keterangannya, dikutip Kamis 15 Juni 2023. 

Pihaknya menyebut PNM menjadi satu-satunya jalan untuk menyelesaikan kewajiban pembayaran utang jangka panjang. Disinggung utang jangka panjang yang menembus Rp3,4 triliun, Pihaknya akan mencari cara lain untuk melunasinya. 

Undang Investasi Baru

Salah satunya yakni menggunakan Sirkuit Mandalika untuk ajang internasional lain yang lebih menguntungkan. Saat ini sirkuit dengan panjang 4,3 kilometer itu telah dipakai MotoGP dan WSBK. Langkah lain yakni mengundang swasta untuk berinvestasi di kawasan sekitar sirkuit. 

Saat ini, ITDC memiliki hak pengelolaan lahan 1.200 hektar. Meski demikian, ITDC perlu melakukan kajian harga terlebih dulu. “Saat ini harga yang ditawarkan harganya tiga kali lipat lebih mahal dari saat kami beli lahan di sana, jadi tidak ada investor yang masuk,” imbuh Dony.

Selain menyicil utang, sisa dana PNM rencananya dipakai untuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur senilai Rp143 miliar. Proyek tersebut salah satunya untuk pembangunan convention center. “Kami mengajukan PNM sebesar Rp143 miliar. Adapun total pengembangan yang dilakukan korporasi sebesar Rp1,7 triliun,” ujar Dony.