Ilustrasi perdagangan aset kripto
Fintech

Proyeksi Aset Kripto 2025: Prediksi Penurunan Harga Bitcoin hingga Level Terendah

  • Ibrahim mengidentifikasi beberapa faktor utama yang berkontribusi pada potensi penurunan harga Bitcoin ini. Salah satu faktor utamanya adalah perbedaan pandangan antara mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Bank Sentral AS (Federal Reserve) terkait status aset kripto sebagai alat pembayaran.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memprediksi bahwa aset kripto, khususnya Bitcoin, akan menghadapi koreksi signifikan pada tahun 2025. 

Dalam paparan terbarunya, Ibrahim mengungkapkan tiga level harga yang kemungkinan besar akan disentuh Bitcoin, yakni  di sekitar US$91.080, US$72.900, dan US$44.181.

“Ada kemungkinan besar Bitcoin akan menyentuh level terendahnya di US$44.181. Ini cukup luar biasa, karena menunjukkan potensi penurunan yang tajam,” ujar Ibrahim kepada wartawan, Rabu, 8 Januari 2025. 

Faktor Utama Penyebab Penurunan Harga Bitcoin

Ibrahim mengidentifikasi beberapa faktor utama yang berkontribusi pada potensi penurunan harga Bitcoin ini. Salah satu faktor utamanya adalah perbedaan pandangan antara mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Bank Sentral AS (Federal Reserve) terkait status aset kripto sebagai alat pembayaran.

“Donald Trump ingin menjadikan aset kripto sebagai alat pembayaran resmi di Amerika Serikat. Namun, Bank Sentral kemungkinan besar akan menolak hal ini,” jelas Ibrahim. “Ketidaksetujuan ini dapat memicu ketidakpastian di pasar dan menekan harga Bitcoin lebih jauh.”

Selain itu, Ibrahim menyoroti jumlah pengaduan terkait aset kripto di Amerika Serikat yang mencapai nilai fantastis, yaitu US$60.000. Tingginya angka pengaduan ini semakin memperkuat posisi Bank Sentral untuk tidak memberikan lampu hijau bagi aset kripto sebagai alat pembayaran.

Dampak Perang Dagang dan Kebijakan Suku Bunga

Kondisi geopolitik juga menjadi salah satu perhatian utama. Ibrahim mencatat bahwa perang dagang yang terus berlangsung dan penguatan ekonomi Amerika Serikat turut memengaruhi pergerakan harga aset kripto.

“Bank Sentral Amerika bahkan berencana menaikkan suku bunga setelah sebelumnya mengurangi penurunan suku bunga. Kebijakan ini dapat memicu penurunan minat terhadap aset berisiko seperti Bitcoin,” katanya.

Lebih jauh, Ibrahim menambahkan bahwa ketegangan global dan langkah-langkah pengetatan moneter berpotensi menekan pasar kripto secara keseluruhan. “Jika Bitcoin turun ke level US$72.900, ada kemungkinan besar harganya bisa terus anjlok hingga US$44.181,” imbuhnya.

Proyeksi Harga Bitcoin: Terbatasnya Potensi Kenaikan

Walaupun beberapa analis optimis bahwa Bitcoin dapat kembali terbang dan melampaui harga di tahun 2024, Ibrahim justru bersikap skeptis.

“Jika pun ada kenaikan, saya memprediksi itu hanya terbatas hingga US$104.000. Namun, tren dominannya tetap penurunan, terutama jika faktor-faktor di atas terus membayangi pasar,” kata Ibrahim.