Nampak suasana pembangunan serta gedung-gedung pusat bisnis dan perkantoran di kawasan Jakarta Pusat, Senin 26 Juni 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Makroekonomi

Proyeksi Bank Dunia: Ekonomi Global Suram, Tren Penurunan dari 2023

  • World Bank atau Bank Dunia menyampaikan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir tahun 2024 adalah yang paling lambat selama setengah dekade dalam 30 tahun terakhir.

Makroekonomi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – World Bank atau Bank Dunia menyampaikan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir tahun 2024 adalah yang paling lambat selama setengah dekade dalam 30 tahun terakhir.

Berdasarkan laporan Global Economic Prospects pada Januari 2024, pertumbuhan ekonomi global akan melambat dalam tiga tahun berturut-turut, dengan proyeksi pertumbuhan tahun ini mencapai 2,4%, dibandingkan dengan angka tahun lalu yang mencapai 2,6%.

Meski begitu, kondisi perekonomian global dianggap lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, seiring berkurangnya risiko resesi global yang disebabkan oleh kekuatan ekonomi Amerika Serikat. 

Namun demikian, Kepala Ekonom dan Wakil Presiden Senior Grup Bank Dunia Indermit Gill mengatakan meningkatnya ketegangan geopolitik dapat menjadi peringatan baru dalam jangka pendek bagi perekonomian dunia. Top of Form

Gill menyebut prospek jangka menengah bagi sejumlah negara berkembang juga dianggap semakin "penuh tantangan" mengingat perlambatan pertumbuhan di beberapa negara utama, lesunya aktivitas perdagangan global, dan kondisi keuangan yang paling ketat dalam beberapa dekade terakhir.

“Pertumbuhan perdagangan global pada tahun ini diproyeksikan hanya setengah dari rata-rata pertumbuhan perdagangan global pada dekade sebelum pandemi,” jelasnya dalam keterangan resmi dikutip TrenAsia, pada Rabu, 10 Januari 2024. 

Gill juga menyebut biaya pinjaman di negara-negara berkembang, terutama yang memiliki peringkat kredit rendah, diperkirakan akan tetap tinggi karena suku bunga global berada pada tingkat tertinggi dalam empat dekade, jika disesuaikan dengan inflasi. 

“Selanjutnya, PDB untuk negara-negara berkembang diperkirakan hanya akan mencapai 3,9%, menurun lebih dari satu poin persentase dari rata-rata pertumbuhan pada dekade sebelumnya,” paparnya.  

Sementara itu, lanjut Gill, proyeksi pertumbuhan PDB untuk negara-negara berpendapatan rendah adalah sebesar 5,5%, menunjukkan kelemahan dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya. “Tanpa koreksi besar-besaran, tahun 2020-an akan menjadi dekade dengan peluang yang terbuang sia-sia,” jelasnya. 

Dikatakannya bahwa pertumbuhan dalam jangka pendek akan tetap rendah, sehingga banyak negara berkembang, terutama yang termiskin, akan menghadapi beban utang yang signifikan dan kesulitan dalam akses pangan, memengaruhi hampir satu dari setiap tiga orang. 

“Kondisi ini akan menjadi hambatan bagi kemajuan dalam banyak agenda global. Namun, dia meyakini bahwa masih ada peluang untuk memperbaiki situasi,” jelasnya. 

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 

Sementara Indonesia, sebagaimana asumsi APBN 2024 menargetkan pertumbuhan 5,2%, namun Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 sekitar 4,9%-5%. 

CORE menyoroti faktor-faktor yang dapat memperlambat pertumbuhan, termasuk melemahnya ekonomi China sebagai mitra dagang utama, krisis properti di China, dan penurunan harga komoditas primer. 

Oleh sebab itu, CORE yang merupakan lembaga riset ekonomi ini mendorong pemerintah melakukan diversifikasi pasar dan mengurangi ketergantungan ekspor pada komoditas. 

Di sisi domestik, konsumsi rumah tangga diperkirakan stabil namun cenderung melemah marjinal. Pengeluaran terkait pemilu diperkirakan memberikan dampak sesaat. Investasi baru diprediksi tertahan hingga kepastian hasil pemilu. 

Meski demikian, hilirisasi diharapkan dapat menahan perlambatan investasi, dengan minat investor meningkat. Program hilirisasi diyakini akan terus mendukung pertumbuhan investasi di sektor-sektor kunci, seperti gasifikasi batubara dan pembangunan smelter.