<p>Anak usaha Bukalapak bakal mendapat kucuran dana. Terlihat gambar multiple exposure logo Bukalapak dan layar pergerakan IHSG di Jakarta, Kamis, 24 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Proyeksi Direvisi, Saham Bukalapak (BUKA) Berpeluang Uptrend

  • Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Jennifer A. Harjono menyempurkan proyeksinya atas saham BUKA menyusul pendapatan yang lebih lambat dari perkiraan dengan mempertahankan rekomendasi trading buy dengan target harga Rp240 per lembar.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Proyeksi saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) direvisi disebabkan penyesuaian penghitungan kompensasi yang belum direalisasikan oleh perseroan. Namun, kondisi ini tidak lantas membuat kinerja saham perseroan melemah.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Jennifer A. Harjono menyempurkan proyeksinya atas saham BUKA menyusul pendapatan yang lebih lambat dari perkiraan dengan mempertahankan rekomendasi trading buy dengan target harga Rp240 per lembar. 

“Kondisi ini mencerminkan potensi kenaikan 16,5 persen dan mencerminkan kelipatan EV/Sales sebesar 2,4 kali,” tulis dia melalui riset, dikutip Jumat, 19 Mei 2023.

TPV perseroan pada kuartal I-2023 tercatat naik sekitar 19% year-on-year (yoy) menjadi Rp40,5 triliun, didukung oleh peningkatan segmen marketplace yang signifikan sebesar 29% yoy dengan take rate yang relatif flat.

Kinerja BUKA

Sementara itu, perseroan juga mampu mendorong pendapatan bersihnya hingga 28% yoy menjadi Rp1 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini. Sedangkan, EBITDA meningkat 11% dari kuartal sebelumnya menjadi Rp209,4 miliar.

ItemKu memberikan kontribusi 20% dari pendapatan bersih BUKA dengan rata-rata take rate 7-9%. “Perusahaan melihat traksi yang tumbuh dari vertikal melalui wilayah tier-2 dan lebih rendah,” kata Jennifer.

Oleh karena itu, lanjut dia, hal ini meningkatkan kontribusi pendapatan melalui jaringan mitra yang aktif, sehingga diharapkan akan mendorong profitabilitas perseroan sepanjang 2023 dan tahun-tahun berikutnya.

Dalam jangka pendek, Jennifer melihat bahwa perseroan harus mengelola rantai pasokannya untuk menyeimbangkan permintaan. “Oleh karena itu, kami menunggu dampak vertikal terhadap profitabilitas dalam jangka menengah hingga panjang, mengingat tingkat penerimaannya yang tinggi sebesar 8-9 persen.”