Proyeksi Ekonomi Indonesia 2024: INDEF Prediksi Pertumbuhan 4,8 Persen
- INDEF memperkirakan tingkat inflasi pada tahun 2024 akan mencapai 3,2 persen, melebihi angka estimasi APBN sebesar 2,8 persen. Kenaikan ini secara khusus didorong oleh naiknya harga pada sektor makanan yang memiliki kecenderungan fluktuatif.
Nasional
JAKARTA - Menjelang tahun 2024, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,8 persen. Angka ini sedikit lebih rendah dari estimasi yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menetapkan pertumbuhan sebesar 5,2 persen.
Dalam proyeksi mereka, INDEF juga memperkirakan tingkat inflasi pada tahun 2024 akan mencapai 3,2 persen, melebihi angka estimasi APBN sebesar 2,8 persen. Kenaikan ini secara khusus didorong oleh naiknya harga pada sektor makanan yang memiliki kecenderungan fluktuatif.
Adapun di sektor pangan, INDEF memproyeksikan permintaan akan meningkat karena adanya pemilihan umum. Kondisi harga pangan yang fluktuatif akan menjadi salah satu pendorong utama dari laju inflasi yang perlu diantisipasi.
Dinamika ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti cuaca yang tidak pasti yang berpotensi memengaruhi produksi, distribusi, serta ketersediaan pangan di pasar. Kondisi ini bisa memberikan tekanan pada ketersediaan dan harga bahan makanan yang vital bagi masyarakat, sehingga berpotensi memicu kenaikan tingkat inflasi secara keseluruhan.
Diperkirakan pada tahun 2024, daya beli masyarakat Indonesia akan mengalami penurunan. Salah satu faktor menjadi penyebabnya adalah kecenderungan suku bunga yang diproyeksikan tetap tinggi.
- Optimalkan Distribusi BBM, Hutama Karya Percepat Proyek Pipa CB 3
- Ekonomi Australia Melambat, Belanja Konsumen Melemah
- Gubernur Jakarta Bakal Dipilih Langsung Oleh Presiden Dalam RUU DKJ
Suku bunga yang bertahan pada level yang tinggi dapat menjadi hambatan besar bagi masyarakat untuk mengakses kredit dan pembiayaan. Hal ini memengaruhi berbagai lapisan masyarakat, terutama para pelaku usaha dan konsumen yang ingin mendapatkan akses dana untuk investasi
Pada aspek kebijakan fiskal, INDEF menilai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui serangkaian kebijakan fiskal tidak akan optimal. Hal ini dikarenakan kecenderungan penyerapan anggaran yang terpusat pada kuartal IV, sehingga dampaknya tidak akan terasa secara merata sepanjang tahun.
INDEF menyoroti faktor-faktor global, seperti krisis antara Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina, yang diperkirakan akan memberikan dampak pada ekonomi Indonesia dalam tahun yang akan datang.
Dengan berbagai dinamika ini, proyeksi INDEF memberikan gambaran yang kompleks terhadap perekonomian Indonesia di tahun 2024. Meskipun pertumbuhan ekonomi diproyeksikan, sejumlah faktor baik internal maupun eksternal diharapkan akan mempengaruhi arah dan laju pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.