Ilustrasi pengamatan IHSG. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Proyeksi IHSG setelah The Fed Tetapkan Kebijakan Suku Bunga Juni 2023

  • Terkait dengan keputusan akan kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (AS), William pun membeberkan dua skenario yang berpotensi terjadi terhadap IHSG.
Bursa Saham
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Founder WH Project William Hartono memaparkan proyeksinya terhadap kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setelah The Federal Reserve (The Fed) menetapkan kebijakan suku bunga dalam pertemuan yang diselenggarakan 13-14 Juni 2023.

Menurut data RTI Business, Selasa, 13 Juni 2023, IHSG ditutup melemah 0,05% di posisi 6.719,01 setelah sebelumnya bergerak di rentang 6.697,07-6.744,04. Sebanyak 237 saham tercatat menguat, 291 saham melemah, dan 219 saham bergerak stagnan.

Menurut William, IHSG mengalami pelemahan yang tipis pada perdagangan kemarin merupakan koreksi sehat karena tidak mengubah kondisi indeks yang sudah mengkonfirmasi pola falling wedge sebelumnya.

Setelah pola ini terkonfirmasi, William menyebutkan bahwa level 6.754 merupakan acuan resistance yang dapat ditembus lebih cepat jika The Fed memutuskan untuk menahan suku bunganya di level 5%-5,25%.

Pergerakan IHSG pada perdagangan kemarin pun mengindikasikan sikap pelaku pasar domestik yang masih menantikan keputusan The Fed pada Rabu, 14 Juni 2023 waktu setempat.

Terkait dengan keputusan akan kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut, William pun membeberkan dua skenario yang berpotensi terjadi.

"Jika Fed Rate tidak naik lagi, maka akan menjadi sentimen positif dan penguatan IHSG akan lebih cepat menembus resistance. Namun, sebagai persiapan, jika Fed Rate naik lagi, tapi selama IHSG bertahan di atas 6.818, maka itu hanya pelemahan terbatas yang membuka kesempatan buy on weakness," kata William dikutip dari riset, Rabu, 13 Juni 2023.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, secara teknikal, pergerakan IHSG yang mengkonfirmasi pola falling wedge tengah menguji resistance di level 6.754. Oleh karena itu, IHSG masih berpotensi menguat pada perdagangan Rabu, 14 Juni 2023.

Sementara itu, dari segi sentimen, pelemahan nilai tukar dolar AS menjelang keputusan The Fed pada pekan ini dapat mempengaruhi kinerja indeks bursa di dalam negeri.

"Inflasi AS yang menurun menjadi sentimen positif dan harapan akan berakhirnya kenaikan suku bunga The Fed," pungkas William.

Untuk diketahui, pada hari Selasa, 13 Juni 2023 waktu setempat, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi indeks harga konsumen (IHK) sebesar 0,1% secara month-to-month (mtm) setelah sebelumnya mengalami kenaikan 0,4% mtm pada April 2023.

Untuk hitungan tahunan atau year-on-year (yoy), inflasi AS tercatat sebesar 4% pada Mei 2023 setelah sebelumnya menginjak posisi 4,9% pada periode April.

Laju inflasi di negeri Paman Sam pada periode Mei pun lebih rendah dari prediksi konsensus pasar memperkirakan inflasi 4,1% yoy dan 0,2% mtm.