Kawasan Pembangkit Listrik Panas Bumi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Korporasi

Proyeksi Kinerja PGEO Usai Laba dan Pendapatan Semester I-2024 Beda Arah

  • Emiten panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) harus menerima kenyataan bahwa kinerja pendapatan dan laba bersih pada semester I-2024 bergerak ke arah yang berbeda secara (Year-on-Year/YoY).

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) harus menerima kenyataan bahwa kinerja pendapatan dan laba bersih pada semester I-2024 bergerak ke arah yang berbeda secara (Year-on-Year/YoY).

Berdasarkan laporan keuangannya pada semester I-2024, emiten berkode saham PGEO ini berhasil meraup laba bersih US$96,27 juta atau setara Rp1,56 triliun dengan kurs RP16.290 per Dolar Amerika Serikat. 

Raihan laba bersih yang diatribusikan ke entitas induk itu, mencelat sekitar 3,17% secara tahunan dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu US$92,77 juta. Namun, kenaikan laba bersih PGEO beda arah dengan pendapatan perseroan yang turun tipis 1,43% secara tahunan.

Diketahui, PGEO pada paruh pertama tahun ini hanya mampu mengumpulkan pendapatan sebesar US$203,76 juta. Hal ini berbanding terbalik dengan periode sama tahun sebelumnya, yang mana entitas PT Pertamina (Persero) ini berhasil meraup pendapatan sebesar US$206,73 juta. 

Pendapatan PGEO hingga periode 30 Juni 2024 diperoleh dari penjualan operasi sendiri senilai US$194,75 juta dan production allowances pihak ketiga sebesar US$9,01 juta. Masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,41% dan 19,26% (YoY).

Jika dirinci, pendapatan dari operasi sendiri - pihak berelasi PGEO pada semester I-2024 bersumber dari PT PLN Indonesia Power dan PT PLN (Persero). Pendapatan dari PT PLN Indonesia Power diperoleh dari Kamojang senilai US$34,17 juta, Ulubelu US$20,12 juta, dan Lahendong US$19,14 juta. 

Sedangkan pendapatan dari PT PLN (Persero) diperoleh dari Kamojang sebesar US$40,14 juta, Ulubelu US$36,46 juta, Lahendong US$20,49 juta, Lumut Balai sebesar US$20,06 juta, dan dari Karaha sebesar US$4,24 juta.

Penjualan uap dan listrik kepada pelanggan dilakukan berdasarkan Perjanjian Jual Beli Uap (PJBU) dan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL). Mulai Desember 2023, terdapat pengalihan penjualan uap di Ulubelu dan Lahendong dari PT PLN (Persero) ke anak usahanya, PT PLN Indonesia Power.

Di tengah penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan dan beban langsung lainnya justru meningkat 6,34% (YoY) menjadi US$88,19 juta, yang menyebabkan laba bruto PGEO menyusut 6,64% (YoY) menjadi US$115,57 juta pada semester I-2024.

Sementara pada pos lainnya, pendapatan keuangan PGEO melonjak 160,94% (YoY) menjadi US$19,91 juta. Berbagai faktor itu, PGEO mencatat laba usaha sebesar US$149,55 juta, menurun tipis 0,62% secara tahunan.

Pada periode yang sama, beban keuangan dan beban pajak penghasilan PGEO menurun. Hasil ini menyebabkan laba tahun berjalan PGEO melesat, sehingga laba per saham dasar  naik tipis secara tahunan dari US$0,0022 menjadi US$0,0023 per 30 Juni 2024. 

Proyeksi Kinerja

Analis Mandiri Sekuritas Henry Tedja, Danif Nouval Esfandiari, dan Ariyanto Kurniawan mengatakan sepanjang kuartal I-2024, Profit After Tax and Minority Interests (PATAMI) naik 6,65% ke level US$49 juta.

Ketiga analis itu berpandangan, peningkatan PATAMI itu didorong oleh pendapatan lain dari kenaikan pendapatan keuangan dan keuntungan kurs menutupi penurunan pendapatan. “Namun, kami pikir hal ini akan normal kembali di kuartal berikutnya,” jelasnya dalam riset pada Senin, 29 Juli 2024. 

Selain itu, PGEO masih memiliki beberapa program pemeliharaan terencana yang akan mempengaruhi produksi uap/listriknya di semester II-2024. “Oleh karena itu, kami melihat risiko kenaikan terbatas untuk pendapatan,” lanjutnya. 

Berbagai faktor tersebut, Mandiri Sekuritas memberikan rekomendasi netral terhadap saham PGEO dengan target saham sebesar Rp1.300 per saham. Dari lantai bursa, pada perdagangan sesi pertama hari ini, saham PGEO diperdagangkan melemah 0,40% ke level Rp1.260 per saham.

Sebagai tambaha, beberapa waktu lalu, PGEO telah mengungkapkan rencana pengembangan untuk meningkatkan kapasitas produksi uap dan listriknya mulai tahun ini hingga tahun 2027. Perusahaan ini akan memprioritaskan peningkatan kapasitas produksi uap dan listrik di 19 Wilayah Kerja Panas (WKP) dalam setiap tahunnya.