Proyeksi Laba Bersih Emiten Unggas Melesat, Berapa Target Saham CPIN, JPFA, dan MAIN?
- Analis BRI Danareksa Sekuritas, Wilastitas Muthia Sofia dan Victor Stefano, menilai ketiga saham tersebut menjadi pilihan menarik bagi para investor yang tertarik dengan emiten di sektor peternakan
Korporasi
JAKARTA - Tiga saham dari sektor peternakan dan pakan ternak unggas direkomendasikan untuk dibeli, seiring dengan berakhirnya penurunan harga jual anak ayam usia sehari (DOC) dan stabilnya harga daging ayam di pasar.
Adapun saham yang dimaksud meliputi PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), serta PT Malindo Feedmill Indonesia Tbk (MAIN), yang menarik ketiganya pada paruh kedua tahun ini diproyeksi mencetak kenaikan laba bersih.
Pada perdagangan hari ini, Selasa, 10 September 2024, saham CPIN mengalami penguatan sebesar 0,88% menjadi Rp4.840 per saham, sementara saham MAIN melesat 0,63% menjadi Rp800 per saham. Di sisi lain, saham JPFA turun 0,94% ke posisi Rp1.575 per saham.
- Mudah dan Cepat, Berikut Cara Membuat NPWP Online 2024
- Berikut Daftar Obligor BLBI, Ada Tomy Soeharto hingga Grup Bakrie
- Profil Iwan Budi Buana, Bos Kompor Quantum yang Perusahaannya Dinyatakan Pailit
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Wilastitas Muthia Sofia dan Victor Stefano, menilai ketiga saham tersebut menjadi pilihan menarik bagi para investor yang tertarik dengan emiten di sektor peternakan. Saham-saham emiten peternakan ayam dipertahankan dengan outlook overweight, mempertimbangkan kondisi pasar pada kuartal III-2024, termasuk penurunan biaya pakan ternak.
“Kami mempertahankan rekomendasi overweight untuk saham emiten peternakan, dengan potensi lonjakan laba bersih pada tahun 2024-2025. Masuknya dana asing ke pasar saham berpotensi menguntungkan saham emiten peternakan, dan valuasi saham CPIN, JPFA, dan MAIN masih terbilang murah,” tulisnya.
Mengapa saham emiten peternakan ayam dipertahankan untuk dibeli? BRI Danareksa Sekuritas mencatat bahwa harga pembelian jagung, bahan baku produksi pakan ternak, menunjukkan tren penurunan hingga mencapai Rp4.900 per kilogram.
Meskipun harga jagung pada kuartal III-2024 masih stabil, harga tersebut 15% lebih rendah dibandingkan posisi pada kuartal III-2023. Begitu pula, harga bungkil kedelai (SBM) menunjukkan penurunan yang hampir serupa dengan jagung.
Sementara itu, harga jual ayam pedaging pada awal September mulai menunjukkan kenaikan dibandingkan awal kuartal III-2024, meskipun masih di bawah realisasi kuartal kedua tahun ini.
Kendati begitu, BRI Danareksa Sekuritas menyatakan bahwa penurunan harga tersebut sudah sesuai dengan antisipasi, namun margin keuntungan diprediksi tetap tinggi didukung oleh biaya pakan yang lebih rendah.
Selain kondisi operasional, BRI Danareksa Sekuritas menambahkan bahwa dengan potensi lonjakan laba pada tahun 2024 dan 2025, terbuka peluang untuk meninjau ulang target harga saham CPIN, JPFA, dan MAIN dengan potensi kenaikan harga.
Bbrbagai faktor itu, BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan untuk membeli saham CPIN dengan target harga Rp6.400 per saham sebagai pilihan teratas, saham JPFA dengan target harga Rp2.200 per saham, serta saham MAIN dengan target harga Rp850 per saham.