<p>Harita Nickel merogoh kocek Rp14 triliun untuk investasi pabrik baterai mobil listrik ini. / Harita Nickel</p>
Korporasi

Proyeksi Performa Harita Nickel (NCKL) di Kuartal III-2024, Berapa Target Sahamnya?

  • PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel diprediksi mencatatkan laba sebesar Rp 1,7 triliun pada kuartal III-2024, meskipun mengalami penurunan 5% secara kuartalan.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel diprediksi mencatatkan laba sebesar Rp 1,7 triliun pada kuartal III-2024, meskipun mengalami penurunan 5% secara kuartalan. 

Artinya, penurunan harga nikel di London Metal Exchange (LME) sebesar 12% sepanjang periode tersebut, tidak sepenuhnya menghambat kinerja perusahaan. Sebaliknya, harga nickel pig iron (NPI) justru naik 3%, memberikan dorongan positif bagi perusahaan.

Analis BRI Danareksa Sekuritas optimis terhadap prospek NCKL, sehingga tetap mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp1.300 per saham. Laba perusahaan untuk periode Januari-September 2024 diproyeksikan mencapai Rp 4,5 triliun, didukung oleh visibilitas pendapatan yang kuat.

“Meskipun sektor pertambangan logam menghadapi tantangan akibat penurunan aktivitas industri dan manufaktur di China, yang berdampak pada harga logam dasar, Harita Nickel diprediksi tetap berkinerja lebih baik dibandingkan rata-rata sektor pertambangan logam lainnya,” jelasnya dalam riset dikutip pada Selasa, 22 Oktober 2024.  

Oleh sebab itu, BRI Danareksa memperkirakan pertumbuhan pendapatan NCKL sebesar 23% secara tahunan (yoy), meskipun laba bersih mengalami penurunan 21%. Analis menekankan bahwa visibilitas pendapatan serta kinerja operasional NCKL yang kuat akan menjamin potensi peningkatan laba di masa depan, meskipun ada tekanan dari harga logam global.

Diketahui pada tahun ini, Harita Nickel menargetkan produksi nikel sebesar 120.000 ton kandungan nikel dalam feronikel dari dua smelter berteknologi RKEF yang dimiliki, yaitu Megah Surya Pertiwi (MSP) dan Halmahera Jaya Feronikel (HJF).

Nikel berkadar tinggi (saprolite) akan dipasok ke MSP dan HJF untuk mencapai target tersebut. Selain itu, Harita Nickel juga menargetkan produksi nikel dari bijih berkadar rendah (limonit) mencapai 80.000-85.000 ton kandungan nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) pada tahun 2024. 

Limonit ini akan diproses di dua refinery HPAL yang dimiliki, yakni Halmahera Persada Lygend (HPL) dan Obi Nickel Cobalt (ONC). Kapasitas penuh ONC telah tercapai pada Agustus 2024, dengan ONC memiliki kapasitas produksi sebesar 65.000 ton nikel dalam MHP per tahun, sementara HPL sebesar 55.000 ton.

Harita Nickel juga berencana mengonversi MHP menjadi produk turunan seperti Nickel Sulfate dan Cobalt Sulfate. Hingga semester I-2024, produksi perusahaan berada di atas kapasitas terpasang, menunjukkan kinerja yang optimal dalam pemrosesan nikel.

Berdasarkan data RTI Business, pada perdagangan, Selasa, 22 Oktober 2024, saham NCKL masih bergerak stagnan di level Rp910 per saham. Namun, saham ini telah melemah 10,34 sepanjang tahun ini.