Ilustrasi penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Ilustrator: Deva Satria/TrenAsia
Bursa Saham

Proyeksi Saham AADI Usai Lompat 72 Persen dalam 3 Hari

  • Saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) semakin perkasa di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hanya dalam tiga hari, saham emiten terafiliasi konglomerat Garibaldi “Boy” Thohir ini melejit hingga 72% dari harga initial public offering (IPO).

Bursa Saham

Chrisna Chanis Cara

JAKARTA—Saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) semakin perkasa di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hanya dalam tiga hari, saham emiten terafiliasi konglomerat Garibaldi “Boy” Thohir ini melejit hingga 72% dari harga initial public offering (IPO).

Pada perdagangan Senin, 9 Desember 2024, saham AADI ditutup di angka Rp9.550 per lembar saham. Ini adalah auto reject atas (ARA) ketiga kali beruntun AADI usai IPO, seiring pemisahan unit usaha yang dilakukan PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO). 

Harga IPO AADI pada Kamis, 5 Desember 2024, diketahui Rp5.550 per lembar saham. Kenaikan fantastis ini ditopang tingginya minat investor terhadam saham perusahaan yang bergerak di bidang tambang batu bara termal itu. 

Sejumlah analis memperkirakan saham AADI masih berpotensi terbang beberapa hari ke depan. Tim Analis Bareksa menilai harga wajar saham AADI berada pada level Rp13.840 per saham. Hal itu dengan asumsi 4 kali forward PE (forward price earning ratio) dan Rp17.300 dengan asumsi 5 kali forward PE. 

Forward price earning ratio adalah price earning ratio yang dihitung memakai laba bersih per saham proyeksi untuk periode waktu tertentu di masa mendatang, misalnya periode 12 bulan ke depan. 

Kalkulasi ini dengan asumsi wajar saham AADI tidak masuk ke dalam indeks global apapun dalam periode enam bulan setelah penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). 

Hasil kalkulasi Tim Analis Bareksa, dengan menggunakan 5x forward PE, maka target saham AADI mencapai Rp17.300. Dibandingkan harga saat ini Rp9.550, dengan asumsi harga wajar, maka potensi kenaikan (potential upside) harga saham AADI mencapai 81,15%.

Diketahui, AADI menetapkan harga saham IPO di Rp5.550 dengan melepas 778,68 juta saham, atau mewakili 10% dari modal yang ditempatkan dan disetor perseroan. Target dana hasil IPO yang dibidik Rp4,31 triliun.

Transaksi Crossing Jumbo

Meski demikian, adanya transaksi crossing dengan nominal ekstra besar pada awal pekan ini perlu menjadi catatan tersendiri. Data yang dihimpun TrenAsia.com, Senin, AADI memiliki transaksi crossing di pasar negosiasi sejumlah 5,5 miliar saham di harga Rp5.961 per lembar saham. Jika ditotal, transaksi keseluruhan bernilai sekitar Rp32,94 triliun. 

Nilai per lembar saham AADI di transaksi crossing diketahui jauh di bawah harga saham AADI saat ini yang telah mencapai Rp9.550. Belum ada keterangan resmi dari AADI ihwal transaksi dengan nominal super besar tersebut.

Sementara itu, investor ADRO masih bisa membeli saham AADI di bawah harga pasar hingga Selasa, 10 Desember 2024 lewat skema Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS). Sebelumnya, manajemen ADRO mengumumkan harga PUPS saham AADI Rp5.960 per saham. 

Baca Juga: Prospek Saham ADRO, ITMG, dan PTBA di Tengah Dinamika Industri Batu Bara

Sekretaris Perusahaan Alamtri Resources Indonesia Mahardika Putranto menjelaskan harga tebus saham AADI oleh pemegang saham ADRO itu merujuk pada harga rata-rata tertimbang yang terbentuk setelah penutupan perdagangan perdana AADI.

Di hari perdana listing, saham AADI ditutup pada level Rp6.650 per saham. Nilai tersebut lebih tinggi dari 107,5% dari nilai berdasarkan hasil penilaian oleh Kantor Jasa Penilai Publik Kusnanto dan Rekan (Penilai Independen).

“Mengingat harga rata-rata tertimbang atas saham AADI yang terbentuk di Bursa Efek Indonesia tersebut lebih tinggi dari 107,5% dari nilai berdasarkan hasil penilaian independen, maka harga penawaran final PUPS adalah 107,5% dari hasil penilaian dari Penilai Independen tersebut, atau sebesar Rp5.960 per saham,” ujar Mahardika dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin.