Proyeksi Saham BBCA Setelah Kinerja Melejit, Mampu Tembus Rp12.800?
- Saham BBCA sepanjang tahun ini berhasil menyentuh level all time high di level Rp10.950 per saham pada 23 September 2024. Melihat kinerja saat ini, sejumlah analis memperkirakan saham ini akan melampaui level tersebut.
Bursa Saham
JAKARTA – Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada perdagangan Kamis, 24 Oktober 2024, tercatat melesat signifikan setelah laporan laba kuartal III-2024 menunjukkan pertumbuhan yang cemerlang.
Berdasarkan data RTI Business, hingga pukul 11.23 WIB atau menjelang istirahat sesi perdagangan pertama, saham BBCA terpantau naik 1,17% ke level Rp10.777 per saham. Pertanyaannya, apakah saham ini akan kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa?
Asal tahu saja, saham BBCA sepanjang tahun ini berhasil menyentuh level all time high di level Rp10.950 per saham pada 23 September 2024. Melihat kinerja saat ini, sejumlah analis memperkirakan saham ini akan melampaui level tersebut.
- Menilik Pola Kerja Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan
- Saham UNVR Dihajar Pasar Usai Kinerja Kuartal III-2024 Melempem
- Mengukur Korelasi Kenaikan Gaji Hakim dan Kualitas Penegakan Hukum
Analis Mandiri Sekuritas, Kresna Hutabarat dan Bobby Kristianto Chandara, menyatakan bahwa saham BBCA berpotensi naik ke level Rp12.000 per saham didorong oleh kinerja kuat pada kuartal III-2024. Oleh karena itu, mereka merekomendasikan untuk membeli saham ini.
Berdasarkan laporan keuangan yang telah dipublikasikan, BBCA berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp41,1 triliun, tumbuh 12,8% (Year-on-Year/YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
Pertumbuhan ini menunjukkan keberhasilan BBCA dalam melanjutkan tren positif di tengah tantangan ekonomi global. Salah satu pendorong utama pertumbuhan laba adalah ekspansi kredit yang merata di berbagai segmen, dengan kredit korporasi mengalami kenaikan tertinggi sebesar 15,9% YoY, mencapai Rp395,9 triliun.
Sementara itu, kredit untuk sektor usaha kecil dan menengah (UKM) juga mengalami peningkatan sebesar 14,2%, mencapai Rp120,1 triliun, sementara kredit konsumer tumbuh 13,1% menjadi Rp216,5 triliun.
Pada sektor konsumer, kredit pemilikan rumah (KPR) mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,7%, mencapai Rp130,4 triliun, sedangkan kredit kendaraan bermotor (KKB) melonjak 17,9% YoY menjadi Rp64,1 triliun, mencerminkan tingginya permintaan di kedua segmen tersebut.
Mandiri Sekuritas dalam ulasannya mengatakan pertumbuhan pinjaman BBCA kuartal III-2024 yang cukup merata dan kekuatan harga pinjaman yang kuat dapat membantu melindungi NIM di masa depan dari potensi penurunan suku bunga acuan
Di sisi likuiditas, total dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 3,4% menjadi Rp1.125 triliun, menunjukkan soliditas BBCA. Rasio kredit bermasalah (NPL) juga berhasil dijaga di level 2,1%, sementara rasio risiko kredit (Loan at Risk/LAR) mengalami penurunan dari 7,9% menjadi 6,1% pada September 2024, menandakan peningkatan kualitas aset bank.
Berbeda dengan Mandiri Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan beli saham BBCA dengan target harga yang lebih tinggi, yaitu Rp12.800 per saham, naik dari proyeksi sebelumnya Rp12.400 per saham.
Selain itu, BRI Danareksa Sekuritas juga a menaikkan perkiraan laba bersih BBCA tahun ini menjadi Rp54,6 triliun dari sebelumnya Rp52,96 triliun, dan memproyeksikan laba sebesar Rp59,67 triliun pada 2025.
“Proyeksi laba untuk 2024 dan 2025 naik sekitar 3%, dengan penilaian berdasarkan model pertumbuhan gordon (GGM), menghasilkan nilai wajar price-to-book value (PBV) sebesar 5,5 kali, naik dari sebelumnya 5,3 kali,” jelas mereka dalam riset.