Proyeksi Saham SCMA Direvisi Akibat Penurunan Kinerja SCTV dan Indosiar
- Proyeksi saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) direvisi menyusul perkiraan penurunan pendapatan usaha lini bisnis free-to-air (FTA) perseroan, yakni SCTV dan Indosiar akibat retensi pemirsa yang lebih rendah setelah gelaran Piala Dunia 2022 usai.
Korporasi
JAKARTA – Proyeksi saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) direvisi menyusul perkiraan penurunan pendapatan usaha lini bisnis free-to-air (FTA) perseroan, yakni SCTV dan Indosiar akibat retensi pemirsa yang lebih rendah setelah gelaran Piala Dunia 2022 usai.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Farras Farhan memangkas proyeksi kinerja perseroan akibat kemungkinan penurunan margin lebih lanjut akibat kenaikan biaya penyiaran dan produksi program, selain menurunnya minat penonton.
Dia menurunkan perkiraan laba SCMA pada 2023 menjadi Rp325 miliar atau lebih rendah 71,4% dan Rp364 miliar atau menurun 72,9% dengan margin laba kotor (GPM) sebesar 36% atau relative sama dengan tahun 2022.
“Sejalan dengan perkiraan laba, kami juga menurunkan perkiraan EBITDA sebesar 61,9 persen menjadi Rp705 miliar pada tahun ini dan 60,5 persen menjadi Rp762 miliar pada tahun depan,” ujarnya saat dihubungi, Selasa, 16 Maret 2023.
- Kekhawatiran terhadap Ekonomi Global Mulai Mereda, Ini Faktor Pendorongnya!
- Potongan Chat Negosiasi Beredar, LockBit Minta Rp295 Miliar ke BSI
- Produksi Industri dan Penjualan Ritel China Melambat, Kurs Rupiah Ditutup Melemah
Melihat kemungkinan penurunan pendapatan FTA dan potensi penurunan margin, serta minimnya peningkatan penghasilan dari Vidio, Farras menurunkan rating SCMA menjadi Jual dengan target harga Rp130 per lembar.
Melansir laporan keuangannya, SCMA membukukan pendapatan yang cenderung flat sebesar Rp1,5 triliun pada kuartal I-2023. Stagnansi top line perseroan salah satunya akibat penurunan pos pendapatan FTA sebesar 6% yoy menjadi Rp1,2 triliun.
Di samping itu, perseroan juga membukukan GPM yang lebih rendah dari kuartal I-2022 dengan persentase 37% dan operating profit margin (OPM) turut turun 4% karena lonjakan opex sebesar 36% yoy menjadi Rp495 miliar.
Terakhir, SCMA turut membukukan EBITDA sebesar Rp122,7 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini atau anjlok 72% yoy. Pada periode yang sama tahun ini, laba bersih perseroan melorot 78% yoy menjadi Rp63 miliar.