<p>Ilustrasi uang rupiah di bank / Shutterstock</p>
Industri

PSBB dan Pandemi Jadi Biang Kerok, Duit Asing Lari dari RI Sejak Awal 2020 Tembus Rp47,3 Triliun

  • Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso melaporkan terjadi penarikan dana asing sebesar Rp47,3 triliun (year-to-date) pada pasar keuangan Indonesia. Sedangkan pada periode Oktober 2020, investor non residen masih melakukan aksi jual bersih pasar saham sebesar Rp3,7 triliun.

Industri
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso melaporkan terjadi penarikan dana asing sebesar Rp47,3 triliun (year-to-date) pada pasar keuangan Indonesia. Sedangkan pada periode Oktober 2020, investor non residen masih melakukan aksi jual bersih pasar saham sebesar Rp3,7 triliun.

Dia menjelaskan, penarikan dana asing dari Indonesia terjadi lantaran adanya pandemi COVID-19 yang disertai kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Terutama, kebijakan PSBB di sejumlah daerah yang memukul perekonomian domestik.

Kendati begitu, ia mengatakan bahwa perbaikan beberapa indikator ekonomi global domestik memberi sentimen positif terhadap kinerja pasar keuangan dalam negeri.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini sudah menguat di atas level psikologis 5.000 setelah sempat ambles sekitar 22% pada September lalu.

Wimboh menambahkan, di tengah tekanan arus dana keluar (capital outflow), terjadi peningkatan investor domestik, terutama investor ritel.

Hal ini sejalan dengan program OJK guna memperluas basis investor terutama investor domestik yang mampu menopang kinerja IHSG.

“Pasar SBN (surat berharga negara) menguat rata-rata yield seluruh tenor turun sebesar 13,8 basis poin. Meski investor non-resident mencatat net sell Rp22,7 triliun month-to-date dan net sell Rp106,6 triliun year-to-date,” ujarnya dalam konferensi virtual ‘Perkembangan Kebijakan dan Kondisi Terkini Sektor Jasa Keuangan’ di Jakarta, Senin 2 November 2020.

Menurut dia, penguatan pasar SBN didukung peningkatan partisipasi perbankan di pasar SBN di saat permintaan kredit belum menguat.

Kredit Terungkit

Tak hanya itu, sejalan dengan perbaikan kinerja sektor riil, Wimboh bilang fungsi intermediasi sektor jasa keuangan pada September 2020 juga terungkit 0,12% year-on-year (yoy). Itupun masih melemah dibandingkan dengan Agustus 2020 yang mencatatkan pertumbuhan 1,04% yoy.

“Pelemahan penyaluran kredit terutama bank umum swasta nasional. kondisi ini sudah kelihatan ada tanda positif di mana pada pertumbuhan bulan terakhir pertumbuhan yang positif,” paparnya.

Meski pertumbuhan kredit masih melambat, Wimboh mengaku optimistis akan terjadi pertumbuhan penyaluran kredit sebanyak 0,16% month-to-month (mtm), terutama akan ditopang oleh kredit bank milik pemerintah.

“Sementara bank umum swasta masih kontraksi mtm 0,27 persen,” pungkasnya. (SKO)