PSBB DKI Jakarta Tak Ketat-ketat Amat, Cermati 9 Faktor Penggerak IHSG Hari Ini
Pasar saham terlihat akan sangat berhati-hati memasuki PSBB total di hari Senin, 14 September 2020. Pasar peluang konsolidasi cenderung melemah di pekan ini dengan perkiraan support di level 4.878 sampai 4.712 dan resistance di level 5.084 sampai 5.256. Pelaku pasar lebih baik melakukan penjualan lebih dahulu ketika pasar menguat untuk mengantisipasi dampak negatif penerapan PSBB total pada perekonomian.
Industri
JAKARTA – Setelah sempat terjungkal akibat pengumuman pembatasan sosial berskala besar (PSBB) DKI Jakarta, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai bangkit pada akhir pekan.
Pengumuman PSBB ketat oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memang membuat IHSG terjerembab lebih dari 5% dan kurs rupiah terpuruk.
Pada perdagangan Kamis, 10 September 2020, IHSG dan nilai tukar rupiah kompak anjlok. Bahkan, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat membekukan perdagangan saham selama 30 menit alias trading halt lantaran IHSG terjungkal lebih dari 5%.
IHSG akhirnya berakhir di zona merah dan meninggalkan level psikologis 5.000 yang telah bertahan sejak 8 Juli 2020. Indeks anjlok 5,01% sebesar 257,92 poin ke level 4.891,46. Total nilai transaksi saham mencapai Rp10,29 triliun.
Sehari setelahnya, tepatnya pada akhir pekan, Jumat, 11 September 2020, IHSG sempat amblas pada saat pembukaan perdagangan. Namun, IHSG mampu membalik keadaan dan kembali ke zona hijau menutup perdagangan dengan penguatan 2,56% sebesar 125,25 poin ke level 5.016,71.
Akhir pekan itu, total transaksi saham di seluruh papan perdagangan mencapai Rp14 triliun. IHSG mampu menguat dan kembali ke level 5.000 di tengah aksi jual atau net sell investor asing yang mencapai Rp2,26 triliun.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Pada Minggu, 13 September 2020, Anies Baswedan akhirnya merinci PSBB teranyar. Namun, dalam pengumumannya, PSBB itu tidak seketat sebelumnya lantaran ojek online (ojol), pusat perbelanjaan, hingga tempat ibadah, masih bisa beroperasi.
Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan IHSG akan bergerak di rentang 4.711-5.088 pada perdagangan Senin, 14 September 2020. Kenaikan yang terjadi dalam pergerakan IHSG terlihat masih bersifat teknikal rebound mengingat IHSG mengalami tekanan pada pekan lalu.
“Pergerakan IHSG pada hari ini masih akan dibayangi oleh fluktuasi nilai tukar rupiah serta harga komoditas. Hari ini IHSG masih berpotensi bergerak dalam rentang yang cukup terbatas,” kata dia dalam riset yang diterima TrenAsia.com, Minggu, 13 September 2020.
Pelaku Pasar Awasi PSBB
Terpisah, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mencatat setidaknya ada sembilan faktor yang bakal mempengaruhi gerak IHSG sepanjang pekan ketiga September 2020.
“Pasar saham terlihat akan sangat berhati-hati memasuki PSBB total hari ini,” kata dia.
Menurut dia, pasar saham berpeluang konsolidasi cenderung melemah pekan ini dengan perkiraan support di level 4.878 sampai 4.712 dan resistance di level 5.084 sampai 5.256.
“Pelaku pasar lebih baik melakukan penjualan lebih dahulu ketika pasar menguat untuk mengantisipasi dampak negatif penerapan PSBB total pada perekonomian,” tegasnya.
Berikut 9 Faktor Penggerak IHSG:
- Kebangkitan infeksi pandemi COVID-19 mengancam beberapa negara. Prancis sejak Agustus 2020 sudah menunjukan tren naik untuk daily new cases, total cases dan active cases. Tetapi angka kematian sudah sangat melandai. Pakar kesehatan Prancis meminta pemerintah bertindak untuk menghindari second wave. Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengatakan bahwa pemerintah Prancis tidak punya rencana untuk melakukan penutupan secara nasional atau lockdown sebagai tanggapan atas lonjakan dramatis kasus COVID-19. Masyarakat di sana diminta melakukan jaga jarak sosial dan mengenakan masker. Hal ini karena langkah penguncian terbukti memberikan pukulan yang kuat kepada perekonomian.
- Pasar sempat khawatir setelah uji coba vaksin virus corona baru kolaborasi antara AstraZeneca-Oxford University di Inggris sempat dihentikan. Manajemen AstraZeneca melaporkan uji coba tahap akhir kandidat vaksin COVID-19 ditunda karena alasan keamanan. Uji coba vaksin buatan AstraZaneca terhadap relawan di Inggris menimbulkan reaksi merugikan terhadap seorang pasien. Oxford University punya reputasi dalam mengembangkan vaksin sehingga penghentian sementara menjadi sentimen negatif pasar. Tetapi di akhir pekan uji klinis tahap III untuk vaksin COVID-19 kembali dilanjutkan di Inggris, setelah dikonfirmasi oleh Otoritas Pengaturan Kesehatan dan Obat (MHRA) bahwa uji coba aman untuk dilakukan. Ini adalah salah satu kandidat kuat vaksin dan menjadi sentimen positif bagi pasar.
Amerika Serikat
- Senat Amerika Serikat (AS) dikabarkan melakukan pemblokiran RUU Partai Republik yang menyediakan stimulus fiskal senilai US$300 miliar setara Rp4,4 kuadriliun untuk mengatasi krisis pandemi COVID-19. Hal ini karena Partai Demokrat menginginkan paket stimulus fiskal lebih besar. Hal ini dipersulit karena Amerika Serikat mendekati pemilu di awal bulan November 2020. Kedua partai pasti ingin program yang menguntungkan dan menaikan popularitas kandidat mereka. Hal ini menimbulkan peluang sentimen positif loloskan paket stimulis fiskal AS mengecil.
- Saham Teknologi AS masih mengalami tekanan turun dan merupakan penurunan kelima dalam enam hari terkahir. Pelaku pasar mulai khawatir ada gelembung saham teknologi di tengah kebangkitan COVID-19 di beberapa negara. Dua pekan lalu penurunan saham teknologi terlihat sebagai aksi ambil untung akibat kenaikan yang terjadi sejak Maret 2020. Penurunan saham teknologi di Amerika Serikat dinilai masih terlalu sedikit dan membuka peluang penurunan lanjutan. Tetapi mulai ada tanda-tanda naiknya yield surat utang AS mengindikasikan kekhawatiran melebar ke aset keuangan lain.
- Terlihat perbaikan data ekonomi mulai melambat setelah pelonggaran lockdown beberapa negara. Salah satunya adalah tunjangan pengangguran mencapai 884.000 lebih jelek dari ekonom yang disurvei Dow Jones yang memperkirakan klaim sekitar 850.000. Beberapa data ekonomi menunjukan pemulihan tajam pada kuartal III-2020, tetapi mulai menunjukan perlambatan pemulihan. Pasar tenaga kerja menunjukkan jalan yang panjang dalam pemulihan. Angka inflasi Agustus di AS menunjukan kenaikan tetapi tingginya angka pengangguran dan pemulihan yang lambat berpeluang menahan inflasi ke depannya. Hal ini dipersulit mulai naiknya angka infeksi COVID-19 di beberapa negara.
Uni Eropa
- Brexit kembali jadi perhatian setelah ada rencana PM Inggris Boris Johnson untuk melanggar perjanjian pemisahan dengan Uni Eropa. Ini membuka peluang terjadi Hard Brexit yang menaikan kekhawatiran pasar. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berniat untuk membuat perjanjian baru Brexit Inggris. UE telah mengancam untuk mengambil tindakan hukum sehingga peluang kesepakatan perdagangan semakin berkurang. Inggris tetap maju dengan rancangan undang-undang yang mengabaikan empat tahun pembicaraan Brexit. Kesepakatan dengan Irlandia Utara juga terancam berubah. Ini akan menjadi sentimen negatif bagi pasar karena menimbulkan ketidakpastian kesepakatan dan ancaman perdagangan.
- Rapat kebijakan Bank Sentral Uni Eropa (ECB) sesuai perkiraan pasar di mana ECB memutuskan mempertahankan suku bunganya tetap stabil. Selain iu Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan meskipun ECB mencermati nilai tukar, namun tidak menargetkan nilai tukar sebagai alat kebijakan moneter. Komentar ini menjadi indikasi bahwa ECB tidak akan mengambil langkah untuk melemahkan nilai tukar euro. Nilai tukar euro yang kuat cenderung merugikan ekonomi yang bergantung pada ekspor. Nilai tukar sebenarnya sangat penting bagi kebijakan moneter. Hal ini membuat nilai tukar mata uang tunggal Eropa cenderung menguat terhadap dolar AS. Tetapi di tengah pelemahan nilai tukar dolar AS tersebut terlihat rupiah mengalami tekanan turun.
PSBB DKI Jakarta
- Rencana penerapan PSBB total di Jakarta menjadi perhatian pelaku pasar. Pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada Rabu 9 September 2020 malam tentang penerapan PSBB total mulai 14 September 2020 menjadi sentimen negatif bagi pasar. Kamis, pasar saham sempat mengalami koreksi cukup dalam sebelum bangkit pada perdagangan Jumat. Terlihat terjadi aliran dana asing keluar dari Indonesia ditambah pelemahan nilai tukar rupiah. Pelaku pasar akan mencermati perkembangan penerapan PSBB total dan bila terjadi secara ketat diperkirakan akan menganggu pemulihan ekonomi yang sedang terjadi. Bila dana asing masih mengalir keluar dan nilai tukar rupiah masih melemah pelaku pasar perlu berhati-hati akan peluang koreksi lebih dalam.
- Pasar saham terlihat akan sangat berhati-hati memasuki PSBB total di hari Senin, 14 September 2020. Pasar peluang konsolidasi cenderung melemah di pekan ini dengan perkiraan support di level 4.878 sampai 4.712 dan resistance di level 5.084 sampai 5.256. Pelaku pasar lebih baik melakukan penjualan lebih dahulu ketika pasar menguat untuk mengantisipasi dampak negatif penerapan PSBB total pada perekonomian. (SKO)