<p>Hypermart adalah salah satu produk ritel milik PT Matahari Putra Prima Tbk. / Facebook @Hypermart-Tanjung-Pinang-City-Center-652877128194713</p>
Industri

PSBB Transisi Jadi Angin Segar Sektor Ritel, Jam Buka Mal Diperpanjang

  • JAKARTA – Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi kembali menjadi angin segar untuk industri ritel. Pasalnya, pusat perbelanjaan diperbolehkan untuk memperpanjang jam operasionalnya. Hal ini pun disambut baik oleh emiten ritel PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). Dalam kebijakan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengizinkan pusat perbelanjaan atau mal beroperasi mulai dari pukul […]

Industri

wahyudatun nisa

JAKARTA – Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi kembali menjadi angin segar untuk industri ritel. Pasalnya, pusat perbelanjaan diperbolehkan untuk memperpanjang jam operasionalnya. Hal ini pun disambut baik oleh emiten ritel PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

Dalam kebijakan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengizinkan pusat perbelanjaan atau mal beroperasi mulai dari pukul 10.00 hingga 21.00 WIB. Kapasitas jumlah pengunjung maksimal 50% dari kapasitas normal.

Head of Corporate Communication Matahari Putra Prima Fernando Repi mengapresiasi keputusan Pemprov DKI Jakarta. Hal ini dinilai dapat mendukung kelangsungan usaha perseroan yang mengelola jaringan supermarket Hypermart, Foodmart, Primo, Hyfresh, serta Smartclub.

Apalagi, restoran sudah diperbolehkan menerima makan di tempat alias dine-in dalam masa PSBB transisi. Dengan begitu, kata Fernando, transaksi penjualan di sektor ritel pun dapat terbantu untuk naik.

“Sejatinya, kalau bisa dine-in restoran di dalam mal, ada kemungkinan orang belanja di ritel kita, karena itu dihapus makanya kita sepi,” kata Fernando di Jakarta, Senin, 12 Oktober 2020.

Pasalnya selama pengetatan PSBB waktu lalu, penjualan emiten ritel bersandi saham MPPA itu menurun. Karena saat itu Pemprov DKI Jakarta melarang pengunjung atau konsumen untuk makan di restoran.

Dia berharap agar PSBB transisi bisa berlanjut dan tidak ada ada lagi rem darurat. “Namun memang hal ini harus didukung oleh kesadaran masyarakat memenuhi protokol COVID-19,” ujarnya.

Demi menunjang pendapatan, perseroan pun melakukan berbagai strategi. Salah satunya dengan memfasilitasi aktivitas belanja melalui jaringan daring. Misalnya, menghadirkan layanan Hypermart Online Chat & Shop, Park & Pick Up.

Tak hanya itu, perusahaan ritel ini juga melakukan kerjasama dengan Grabmart. Pengelola jaringan ritel Hypermart ini juga berkolaborasi dengan marketplace ternama seperti Shopee.

Di sisi kinerja, pada semester I-2020 perseroan membukukan penjualan sebesar Rp3,67 triliun. Jumlah itu turun 20,88% secara tahunan. Pada periode ini pun perseroan mengalami rugi bersih mencapai Rp219,25 miliar. Kerugian itu lebih tinggi dari periode sebelumnya yakni sebesar Rp186,88 miliar.