PT LIB Investasi Rp100 Miliar untuk Penerapan VAR di Liga 1
- PT Liga Indonesia Baru (LIB) bakal menyiapkan dana sedikitnya Rp100 miliar untuk penerapan Video Assistant Referee (VAR) di Liga 1 2023/2024.
Olahraga
JAKARTA—PT Liga Indonesia Baru (LIB) bakal menyiapkan dana sedikitnya Rp100 miliar untuk penerapan Video Assistant Referee (VAR) di Liga 1 2023/2024. Investasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai kompetisi sepak bola Indonesia.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengatakan biaya yang dikeluarkan PT LIB untuk pengadaan VAR cukup besar. Meski demikian pihaknya meyakini dana tersebut bakal setimpal dengan perkembangan sepak bola di Tanah Air. “Hanya sistemnya saja itu kurang lebih Rp100 miliar. Masih perlu penunjang lain seperti ruangan, fiber optic, wifi dan sebagainya, “ ujar Erick, dikutip Jumat 7 Juli 2023.
Pihaknya mengaku tak ingin menunda penerapan VAR agar kompetisi bola Nasional segera berbenah. Diketahui PSSI kini tengah terbelit isu utang kepengurusan lalu hingga Rp100 miliar. Kemampuan PSSI dan PT LIB untuk berinvestasi di VAR sesegara mungkin pun sempat menjadi tanda tanya. “Memang (PSSI) utangnya banyak, saya sudah meminta audit secara transparan,” kata Erick.
- Waspada! Ini Bahaya Akibat Nekat Unduh WhatsApp Pink
- Penelitian Terbaru: Terdapat Mikrostres Tersembunyi dalam Aktivitas Mengemudi
- Kalahkan Coldplay & Harry Styles, Taylor Swift Cetak Konser dengan Pemasukan Tertinggi 2023
Dengan kondisi tersebut, PSSI mengaku sudah menjalin kesepakatan dengan PT LIB untuk memaksimalkan pendapatan operator kompetisi untuk pengadaan VAR. Hal itu termasuk mengorbankan setoran pemasukan PT LIB untuk PSSI. “Kami tidak mau memakai keuangan liga hanya sekadar kebutuhan PSSI saja,” kata Erick.
PSSI sendiri tengah gencar melakukan optimalisasi aset untuk menggenjot pendapatan federasi, salah satunya melalui PT Garuda Sepakbola Indonesia (GS). PT GSI diharapkan menambah pemasukan federasi mencapai Rp260 miliar dari komersialisasi aset.
Targetkan Pemasukan Rp260 Miliar
Sebagai informasi, 95% saham GSI akan dimiliki PSSI. Adapun 5% sisanya dimiliki Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia. “Di PT ini, kami akan bekerjasama dengan broadcast dan sponsor. Saya targetkan revenue Rp240-Rp260 miliar,” ujar Erick.
Erick menegaskan PT GSI diaktifkan kembali untuk mendongkrak pendapatan PSSI. Nantinya, yayasan juga akan mendapatkan dividen untuk membantu mantan pemain Timnas yang kesulitan ekonomi. Selain dari PT, yayasan dapat mengakses dana dari program yayasan dan swasta. “Kami bangkitkan lagi PT GSI untuk komersialisasi kegiatan Timnas,” ucapnya.
PSSI menyebut salah satu produk unggulan yang dikomersialisasi adalah hak siar pertandingan. Setidaknya ada 10 pertandingan Timnas yang akan disiarkan secara eksklusif. PSSI akan mendapat pemasukan Rp56 miliar dari penjualan hak siar sepanjang 2023. Selain itu, PT GSI akan menjual merchandise resmi Timnas.