<p>Foto:  Ptba.co.id</p>
Industri

PTBA Pangkas Capex jadi Rp3 Triliun, Apa Kabar Proyek Investasi?

  • JAKARTA – Direktur Utama PT Bukit Asam, Tbk (PTBA), Arviyan Arifin mengakui memangkas belanja modal (capital expenditure/ Capex) dari senilai Rp4 trilin menjadi sekitar Rp3 triliun. Berkurangnya capex ini disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang membuat pergerakan orang dan barang menjadi terhambat. Sehingga perseroan terpaksa menunda sejumlah proyek strategis. “COVID-19 membuat target investasi yang sebelumnya sebesar […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Direktur Utama PT Bukit Asam, Tbk (PTBA), Arviyan Arifin mengakui memangkas belanja modal (capital expenditure/ Capex) dari senilai Rp4 trilin menjadi sekitar Rp3 triliun.

Berkurangnya capex ini disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang membuat pergerakan orang dan barang menjadi terhambat. Sehingga perseroan terpaksa menunda sejumlah proyek strategis.

“COVID-19 membuat target investasi yang sebelumnya sebesar Rp4 triliun kami pangkas tahun ini antara Rp2,7 triliun sampai Rp3 triliun,” kata Arviyan dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 30 September 2020.

Arviyan mengatakan hingga semester I-2020, serapan capex PTBA mencapai Rp1 triliun atau hanya 25% dari target belanja modal sebelum terkoreksi.

Dari jumlah serapan tersebut, proyek yang paling banyak mendapat guyuran capex adalag proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Sumsel 8 yang ditargetkan rampung pada kuartal I-2022.

“Selama semester satu ini mencapai Rp1 triliun. Semester dua semoga bisa dilaksanakan dengan baik,” tambah Arviyan.

Progres Proyek Pengembangan

Gasifikasi Batu Bara

Bersama dengan PT Pertamina, PTBA mengembangkan usaha hilirisasi batu bara, yaitu Coal to DME. Pabrik ini ditargetkan mulai berproduksi komersial pada tahun 2025.

Dengan konsumsi batu bara sekitar 6 juta ton per tahun selama minimal 20 tahun, untuk menghasilkan 1,4 juta ton DME per tahun.

Proyek DME PTBA akan dikembangkan di Tanjung Enim, Sumatra Selatan, di mana DME adalah substitusi dari LPG yang saat ini sebagian besar masih impor.

PLTU Mulut Tambang Sumsel-8

PLTU Sumsel-8 berkapasitas 2×620 MW merupakan proyek strategis PTBA dengan nilai mencapai US$1,68 miliar. PLTU ini bagian dari proyek 35 ribu MW dan dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP).

PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara dalam setahun ini telah mencapai pencapaian pembangunan sebesar 50%. Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada kuartal pertama 2022.

PLTS Bandara Soekarno-Hatta dengan AP II

PTBA juga melakukan sinergi dengan PT Angkasa Pura II (AP II) dalam membangun dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bandar Udara Soekarno-Hatta.

PLTS kerjasama PTBA dan AP II tersebut berupa 720 solar panel system dengan photovoltaics. Panel ini berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC).

PLTS di Gedung AOCC ini dibangun dan dikelola oleh PTBA yang juga menggandeng anak usaha PT LEN Industri yakni PT Surya Energi Indotama.

Operasional PLTS akan beroperasi penuh pada 1 Oktober 2020, di mana PTBA bekerjasama dengan AP II siap membangun PLTS di sejumlah bandara-bandara lainnya yang dikelola AP II.

Proyek Angkutan Batu Bara

PTBA bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia mengembangkan proyek angkutan batu bara jalur kereta api dengan kapasitas 72 juta ton/tahun pada 2025.

Termasuk jalur baru yang terdiri dari Tanjung Enim – Arah Utara dan Tanjung Enim – Arah Selatan.

Pengembangan Kapasitas Angkutan Batu Bara dengan Pelindo II

PTBA menandatangani perjanjian induk dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) untuk pengembangan kapasitas angkutan batu bara dan/atau komoditas lainnya melalui sungai dan pelabuhan di Sumatra Selatan.

Kerjasama pengembangan angkutan batu bara ini dilakukan untuk menyukseskan tujuan pembangunan koridor ekonomi Sumatra Selatan sebagai lumbung energi nasional.