Presiden-Harap-Program-Bioetanol-Tebu-untuk-Ketahanan-Energi-Dorong-Peningkatan-Produksi-dan-Kualitas-Tebu
Energi

PTPN III Sebut Rencana Penambahan Pabrik Bioetanol Masih Dikaji

  • Dengan kebutuhan 350.000 kiloliter bioetanol per tahun, setidaknya dibutuhkan 10 pabrik dengan kapasitas seperti PT Enero di Indonesia
Energi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Rencana PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III dengan PT Pertamina (Persero) untuk membangun pabrik bioetanol belum mencapai tahapan lebih lanjut. 

Corporate Secretary PTPN III, Bambang Agustian mengatakan, kerja sama tersebut saat ini masih dalam tahap penjajakan dan kajian.

“Belum akan disepakati dalam waktu dekat,” kata Bambang pada TrenAsia, Senin 24 Juli 2023.

Sebagaimana diketahui, PTPN X sebagai anak usaha Holding Perkebunan Nusantara telah memliki pabrik bioetanol yaitu PT Energi Agro Nusantara (Enero) dengan kapasitas 100 Kilo Liter Per Day (KLPD).  Pabrik tersebut mengolah molasses menjadi ethanol dengan produk utama berupa Fuel Grade Ethanol, Extra Neutral Alcohol, Technical Alcohol, dan beberapa produk turunannya yaitu Liquid CO2 Food Grade, Caryz Handsanitizer, Pupuk Hayati Enero dan Alcohol Medis 70%. 

Main Product berupa Fuel Grade Ethanol diharapkan nantinya digunakan untuk dikembangkan menjadi BBM Bioetanol.  “Untuk itu PTPN dalam hal ini akan bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan untuk mencapai kedaulatan energi nasional.”

Asal tahu saja, saat ini sebanyak 50% kebutuhan BBM dalam negeri mengandalkan impor dari negara lain. Namun, Indonesia mempunyai peluang besar untuk mengatasi kesulitan tersebut.

Salah satunya dengan memproduksi BBM jenis biogasolin atau etanol 5 (E5). Bahan bakar jenis ini diproduksi dengan mencampurkan 5% bioetanol dengan gasolin atau bensin. Harapannya, penggunaan bioetanol sebagai campuran bensin dapat menekan impor minyak mentah.

Namun, kapasitas PT Enero saat ini adalah 30.000 kiloliter per tahun. Angka tersebut tentu masih jauh dari kebutuhan Pertamina sebanyak 7 juta kiloliter BBM E5. Dengan kebutuhan 350.000 kiloliter bioetanol per tahun, setidaknya dibutuhkan 10 pabrik dengan kapasitas seperti PT Enero di Indonesia.

Program Bioetanol

Pencampuran bioetanol sejatinya telah diujicobakan dengan kandungan 2% (E2) di Jawa Timur pada 2018. Namun hasil menunjukan harga BBM campuran bioetanol masih sedikit diatas harga BBM non-PSO. 

Hasil riset ITB menunjukkan Indonesia telah menghemat devisa sebesar US$2,6 miliar dari substitusi impor diesel melalui program Biodiesel kelapa sawit. Di sisi lain, laporan ITB memproyeksikan Indonesia akan mengimpor hingga 35,6 juta kiloliter pada 2040 atau hampir dua kali lipat dari jumlah impor bahan bakar minyak tahun 2021. 

Manfaat lain bioetanol juga adalah potensi pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 43% termasuk CO2, NOx dan Partikel PM2.5 dan meningkatkan bauran energi terbarukan Indonesia yang ditargetkan mencapai 23% pada tahun 2025. Penurunan emisi dapat terjadi karena etanol sebagai gasohol memiliki nilai oktan sebesar (RON) 128, sehingga pencampuran dengan bensin akan meningkatkan kadar oktan dan kualitas pembakaran BBM.