PTPN XI Target Produksi 5,2 Juta Ton Tebu pada Tahun 2022
- Anggota Holding BUMN Perkebunan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI menargetkan bahan baku tebu untuk digiling sebanyak 5,2 juta ton tebu pada tahun 2022.
Industri
JAKARTA - Anggota Holding BUMN Perkebunan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI menargetkan bahan baku tebu untuk digiling sebanyak 5,2 juta ton tebu pada tahun 2022.
Direktur PTPN XI R. Tulus Panduwidjaja mengatakan untuk mencapai target tersebut pihaknya menjalin kerjasama dengan Perum Perhutani melalui program agroforestri.
"Ini akan dipenuhi dari kebun sendiri, kemitraan dengan petani dan sinergi program agroforestri Perhutani," katanya dikutip Kamis, 11 November 2021.
Dia menjelaskan kerja sama dengan Perhutani untuk penuhi kebutuhan benih tebu Agroforestri Tebu Mandiri (ATM) dan tebu giling tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani antara kedua belah pihak pada 9 November 2021 di Surabaya.
- Resmi Dibuka, GIIAS 2021 Jadi Simbol Kebangkitan Industri Otomotif Indonesia
- Indocement Prediksi Konsumsi Semen Domestik Naik 4,5 Persen pada 2021
- OJK Ungkap Pasar Modal Syariah Berhasil Tumbuh Selama Pandemi
PKS tersebut dibuat untuk menenuhi kebutuhan benih tebu berkualitas program agroforestri tebu mandiri KPH Ngawi kurang lebih untuk 50 hektar tertanam atau 7,5 hektare benih serta stok bahan baku tebu giling untuk tahun 2022 mendatang.
Pemenuhan kebutuhan benih berkualitas tersebut dipenuhi dari kebun bibit datar (KBD) yang dikelola PG Pagottan Madiun dan PG Soedhono Ngawi, Jawa Timur.
"Hal ini wujud kesertaan BUMN mendukung program pemerintah pencapaian program swasembada gula nasional," ujar Tulus.
Sebagai informasi, kerja sama agroforestri antara PTPN XI dengan Perhutani sebetulnya sudah dikembangkan sejak tahun 2017 di wilayah Madiun dan Ngawi.
Tulus mengakui bahwa salah satu tantangan yang dihadapi perusahaan tahun ini adalah kelangkaan pupuk yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kualitas tebu.
Untuk mengatasi hal tersebut, PTPN XI telah aplikasikan pupuk berbahan dasar vinase untuk memperbaiki kesuburan tanah.
Sementara itu, Direktur Operasi dan Perhutanan Sosial Perhutani Natalas Anis Harjanto mengatakan PKS ini merupakan bentuk dukungannya terhadap program ketahanan pangan serta swasembada gula nasional melalui perhutanan sosial.
Dengan PKS tersebut, diharapkan bisa menekan harga pokok produksi (HPP) supaya nantinya bisa lebih rasional.
- Dua Ular Paling Mematikan di Dunia Ditemukan Sedang Kawin di Pipa Pembuangan
- Sah! Investasi UEA Senilai Rp143 Triliun Masuk ke Indonesia Lewat INA
- Sejarah Panjang Minyak Sawit hingga Jadi Penting dan Ada di Mana-Mana
"Kami butuh persiapan yang lebih matang. Tapi kami tetap berusaha untuk all out agar meminimalkan risiko dan melaksanakan budidaya tebu secara benar," katanya.
Sebagai gambaran, PTPN XI merupakan anggota Holding BUMN Perkebunan dipimpin oleh PTPN III. Anggota holding terdiri dari PTPN I sampai PTPN XIV, sehingga ada 13 perusahaan yang berada di bawah PTPN III.
Pada tahun 2019, PTPN XI memproduksi 286.573 ton gula sehingga meraup Rp3,3 triliun dari penjualan gula tersebut. Sementara produksi tetes mencapai 199.713 ton, dan produksi karung 15.589.420 lembar.
Dari hasil penjualan seluruh produknya, PTPN XI meraup pendapatan Rp4,01 triliun namun mengalami kerugian sebesar Rp68,2 miliar. Marjin laba bersih hanya 0,47%.
Sementara, ekuitas perusahaan sebesar Rp4,75 triliun sedangkan liabilitas Rp4,14 triliun, sehingga total aset Rp8,89 triliun.*