<p>Proyek PT PP Presisi Tbk, anak usaha PT PP (Persero) Tbk. / pp-presisi.co.id</p>
Korporasi

PTPP Bidik Target Penjualan 2024 Konservatif Rp21 Triliun, Didominasi PSN dan IKN

  • PT PP (Persero) Tbk (PTPP) memasang target penjualan konservatif pada 2024 seiring dengan penurunan bisnis anak usaha.

Korporasi

Laila Ramdhini

JAKARTA - Emiten konstruksi PT PP (Persero) Tbk (PTPP) membidik target penjualan yang bisa dibukukan pada 2024 sebesar Rp21 triliun, atau tumbuh tipis dari tahun lalu sebesar Rp20 triliun. Target yang tumbuh konservatif ini disebkan adanya biaya pada anak usaha perseroan tahun ini.

Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengungkapkan penjualan PTPP pada tahun ini akan didominasi oleh Proyek Strategis Nasional (PSN) dan proyek di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Bakhtiyar memaparkan kontribusi proyek di IKN terhadap penjualan PTPP mencapai Rp6 triliun pada 2024, atau naik dari tahun lalu hampir sebesar Rp3 triliun. Adapun total kontribusi proyek IKN terhadap penjualan sampai saat ini sebesar Rp11,2 triliun.

"IKN ini juga masih jadi komponen utama dari proyek PTPP baik dari kontrak baru maupun ke pendapatan," ujar Bakhtiyar saat ditemu TrenAsia.com di Jakarta, Kamis, 21 Maret 2024.

Bakhtiyar mengakui adanya permasalahan investasi PTPP di anak usaha yakni PT PP Properti Tbk (PPRO), sehingga menggerus laba perseroan secara konsolidasi pada 2023 sebesar Rp127 miliar.

Untuk itu, ke depan PTPP telah memasang strategi demi mengejar target penjualan, di antaranya menghentikan investasi di sektor properti serta melakukan divestasi portofolio aset di anak usaha.

Kemudian, strategi excellence construction yang bisa meningkatkan kualitas produk serta reputasi perusahaan hingga ke kancah internasional. Bakhtiyar menuturkan PTPP tengah membidik ekspansi ke Filipina yang sekaligus menjadi pioneer untuk proyek di Asia Tenggara.

Lebih lanjut, perseroan akan melakukan penguatan manajemen risiko akan dan lebih selektif mengambil proyek-proyek yang dari sisi pendanaan bagus dan menguntungkan. 

Dengan cara seperti itu, Efendi optimistis, PTPP akan naik kelas dan menjadi pilihan bagi para calon pemberi kerja atau project owner di luar proyek strategis yang bersifat penugasan.

“Tahun lalu, kami juga sudah membuat roadmap penerapan ESG agar dari tahun ke tahun konsumsi karbonnya menurun. Pertama, kami buat baseline, lalu dari tahun ke tahun targetnya semakin bagus dalam mereduksi karbon. Sebagai langkah awal, kami sudah menjadi pioneer di konstruksi dan ini semakin digalakkan,” kata Efendi.

Target Kontrak Baru 2024

Menurut Bakhtiyar, target penjualan perseroan tersebut ditetapkan seiring dengan target kontrak baru yang dibidik sebesar Rp32 triliun pada tahun ini.

Target perolehan kontrak baru tahun ini, lanjut dia, juga tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan tahun lalu karena adanya prediksi perlambatan saat masa transisi pemerintahan sehingga banyak proyek yang ditunda.

Adapun komposisi proyek terhadap penjualan yakni sebesar 37% dari BUMN, 40% dari pemerintah, sedangkan sisanya dari swasta. Sementara, lini proyek yakni sebesar 53% infrastruktur, 34%

Hingga Desember 2023, PTPP membukukan perolehan kontrak baru sebesar Rp31,67 triliun. Perolehan kontrak baru tersebut meningkat 1,54% dibandingkan dengan periode sama di tahun 2022 yang senilai Rp 31,19 triliun.

Kontrak baru tersebut didominasi oleh proyek dengan sumber dana pemerintah sebesar 42,79%, swasta sebesar 37,20%, dan BUMN sebesar 20,01%.

Sebagai strategi pertumbuhan di tahun ini, PTPP akan lebih berfokus memperkuat core business perusahaan di sektor konstruksi terutama di segmen infrastruktur dan gedung, serta lebih selektif dan pruden pada aspek investasi.

“Selain itu, PTPP akan melakukan akselerasi divestasi dan optimalisasi cash flow dengan tetap mengedepankan inovasi, lean construction, memperkuat risk management dan tata kelola perusahaan,” kata dia.