<p>Proyek PT PP Presisi Tbk, anak usaha PT PP (Persero) Tbk. / pp-presisi.co.id</p>
BUMN

PTPP Optimistis Merger dengan WIKA Tidak Menimbulkan Gejolak

  • PTPP dan WIKA masuk dalam target merger BUMN Karya oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

BUMN

Laila Ramdhini

JAKARTA - Rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menggabungkan (merger) BUMN Karya PT PP Persero) Tbk (PTPP) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) diyakini tidak akan menimbulkan gejolak di kedua perusahaan.

Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengungkapkan pihaknya menyambut positif rencana merger BUMN Karya tersebut. Menurut dia, merger dilakukan agar fokus bisnis BUMN lebih mengerucut.

"Penggabungan (BUMN Karya) ini tujuannya untuk lebih baik. Ada 7 BUMN dengan kompetensi sama semua, bisa bidding project yang sama. Itu jadi salah satu evaluasi di BUMN, bahwa ketujuh BUMN ini bisa mengerjakan semua. Maka ke depan ingin dispesialisasikan. Kalau gejolak nantinya saya yakin tidak ada, karena semua pasti ikut (keputusan)," ujar Bakhtiyar saat ditemui TrenAsia.com di Jakarta, Kamis, 21 Maret 2024.

Bakhtiyar juga mengakui perseroan tengah ikut dalam kajian merger kedua entitas tersebut. Ia memaparkan dasar pertimbangan dalam menggabungkan perusahaan-perusahaan karya tersebut adalah kompetensi dan  kemampuan untuk menjalankan bisnis.

Meski demikian, Bakhtiyar menyatakan PTPP masih menunggu hasil keputusan dari Kementerian BUMN. Ihwal refocusing bisnis dan pembagian saham, lanjut dia, juga sepenuhnya menjadi hak Kementerian BUMN sebagai pemilik mayoritas.

"Kami ikut proses kajian itu. Semua kompetensi, kelebihan, dan kekurangan dilakukan asessment, nanti cocoknya digabung dengan siapa. Kami masih menunggu sistemnya seperti apa, termasuk share adalah domain pemegang saham," kata dia.

Pangkas 7 BUMN Menjadi 3 Perusahaan

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memaparkan rencana penggabungan 7 BUMN Karya menjadi hanya 3 perusahaan. Salah satunya yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) akan digabung dengan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).

Menurut Erick, kemungkinan besar yang akan menjadi perusahaan induk adalah PT PP.

"WIKA sama PP, kemungkinan (yang menjadi induk) PP," kata Erick ditemui di Gedung DPR RI dilansir Rabu, 20 Maret 2024.

Erick menyebut langkah ini dilakukan sebagai bentuk penyehatan BUMN di sektor karya. Pihaknya juga sudah melakukan klasifikasi dan pengelompokan agar dapat berfokus pada tugasnya masing-masing.

Erick merinci rencana penggabungan kelompok pertama yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Nindya Karya (Persero), dengan PT Brantas Abipraya (Persero). Fokus kelompok ini yakni pada proyek pembangunan air, rel dan konteks lainnya

Kedua, PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero). Untuk fokus bisnisnya yakni proyek tol, non tol, hingga pembangunan gedung (residensial dan komersial).

Selanjutnya, WIKA dan PP tidak lagi menggarap tol tetapi fokus pada pelabuhan, bandara, pembangunan perumahan, dan engineering procurement construction (EPC).

Erick juga berencana untuk memangkas BUMN dan berencana panjang memangkas hingga menjadi 30 BUMN saja. Erick menyampaikan, Kementerian BUMN masih memiliki waktu untuk berkonsolidasi hingga Oktober 2024 atau sebelum masa jabatannya berakhir.