PTRO Bakal Stock Split Saham 1:10, Berapa Estimasi Harga per Saham?
- PT Petrosea Tbk (PTRO) baru saja mengambil langkah strategis untuk memperluas basis pemegang saham dan meningkatkan likuiditas sahamnya.
Bursa Saham
JAKARTA – PT Petrosea Tbk (PTRO) baru saja mengambil langkah strategis untuk memperluas basis pemegang saham dan meningkatkan likuiditas sahamnya.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Senin, 16 Desember 2024, para pemegang saham menyetujui pemecahan saham (stock split) perusahaan dengan rasio 1:10. Stock plit tersebut diperkirakan membuat saham PTRO dihargai sekitar Rp2.590 per saham, jika mengacu harga saat ini.
Keputusan ini diharapkan mendongkrak permintaan atas saham perusahaan dan menarik lebih banyak investor, baik domestik maupun internasional. Melalui pemecahan saham ini, setiap 1 saham PTRO yang semula memiliki nilai nominal Rp50 akan dipecah menjadi 10 saham dengan nilai nominal Rp5 per saham.
- PPN Naik: Insentif Pemerintah Dinilai Hanya Solusi Jangka Pendek
- Cium Aroma Penyelewengan Dana CSR, KPK Geledah Kantor BI
- Bocoran MDKA Soal Lapkeu Kuartal III-2024 dan Proyek Emas Pani, Ini Prospek Sahamnya
Langkah ini juga disertai dengan perubahan anggaran dasar perusahaan, khususnya pada Pasal 4 Ayat 1, untuk mencerminkan perubahan jumlah dan nilai nominal saham yang beredar.
Dampak dari pemecahan saham ini adalah jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perusahaan, yang semula berjumlah 1.008.605.000 saham, akan meningkat menjadi maksimal 10.086.050.000 saham.
Perubahan ini diharapkan dapat memperluas jangkauan pasar PTRO dan memperbesar kesempatan bagi investor kecil maupun besar untuk membeli saham perusahaan.
Kinerja Keuangan Meningkat
Di balik langkah strategis ini, PTRO mencatatkan kinerja keuangan yang menggembirakan meskipun mengalami penurunan laba bersih pada 9 bulan pertama 2024.
Pada akhir kuartal III-2024, PTRO mencatatkan laba bersih sebesar US$2,86 juta, mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Namun, pendapatan perusahaan tetap menunjukkan tren positif, tercatat mencapai US$509,91 juta atau sekitar Rp7,72 triliun (berdasarkan kurs Jisdor Rp15.144 per dolar AS pada 30 September 2024).
Pendapatan tersebut mencatatkan kenaikan 21,76% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar US$418,78 juta. Peningkatan pendapatan ini didorong oleh sektor-sektor utama seperti penjualan batu bara, konstruksi dan rekayasa, penambangan, serta pendapatan jasa.
Di antara kontribusi terbesar, PT Freeport Indonesia menyumbang pendapatan sebesar US$134,8 juta, diikuti oleh PT Kideco Jaya Agung dengan kontribusi sebesar US$93,17 juta, serta PT Hardaya Mining Energy dan PT Kartika Selabumi Mining dengan masing-masing kontribusi sebesar US$13,5 juta dan US$9,07 juta.
Potensi Pertumbuhan
Dengan dilakukannya stock split, PTRO berharap dapat meningkatkan aksesibilitas bagi para investor yang lebih luas, baik dari segi jumlah saham yang dapat dibeli maupun daya tarik bagi investor internasional. Melalui langkah ini, PTRO tidak hanya ingin memperluas basis pemodal, tetapi juga memperkuat posisinya di pasar yang semakin kompetitif.
Manajemen PTRO berharap, dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar, permintaan terhadap saham perusahaan akan meningkat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kapitalisasi pasar dan mendorong pertumbuhan jangka panjang.
Sementara itu, dari lantai bursa, saham PTRO pada perdagangan sesi pertama hari ini terpantau menguat 0,68% ke level Rp25.900 per saham. Jadi, dengan pemecahan rasio 1:10, maka harga saham emiten ini akan menjadi Rp2.590 per saham.