Punya Kas Jumbo, Bukalapak (BUKA) Optimistis Ekspansi di Tengah Transformasi Bisnis
- Penghentian layanan penjualan produk fisik adalah langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan bisnis jangka panjang.
Korporasi
JAKARTA – PT Bukalapak Tbk (BUKA) mengumumkan kondisi keuangan yang solid dengan kas dan setara kas mencapai Rp19 triliun pada kuartal ketiga 2024. Ini menanggapi rumor tentang penutupan marketplace, perusahaan memastikan bahwa platform Bukalapak tetap beroperasi, meski akan ada perubahan strategis signifikan.
Head of Media & Communications Bukalapak, Dimas Bayu, menjelaskan bahwa perusahaan berencana menghentikan layanan penjualan produk fisik di platformnya secara bertahap mulai Februari 2025. Langkah ini diambil untuk memperkuat fokus pada lini bisnis yang memiliki potensi pertumbuhan lebih besar, seperti produk virtual, gaming, retail, investasi, dan Mitra Bukalapak.
"Penghentian layanan penjualan produk fisik adalah langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan bisnis jangka panjang. Meskipun fokus kami berubah, aplikasi dan situs web Bukalapak, serta layanan Mitra Bukalapak, akan terus beroperasi," ujar Dimas dalam keterangan tertulis pada Kamis, 9 Januari 2025.
- Kementerian ATR/BPN Utang Bank Dunia Rp5,7 T, Untuk Apa?
- Beda Sikap Kemenperin dan Kementerian Usai Dukunjungi Apple
- OJK Terbitkan Aturan Perluasan Kegiatan Usaha Bank, Ini Poin-poin Utamanya
Ia menambahkan bahwa kontribusi dari penjualan produk fisik hanya sekitar 3% dari total pendapatan Bukalapak, sehingga perubahan ini tidak akan berdampak signifikan terhadap pendapatan perusahaan. "Langkah ini justru membantu kami mencapai EBITDA positif dan menciptakan bisnis yang lebih sehat serta menguntungkan," tambahnya.
Bukalapak menegaskan komitmennya untuk menjadi pemimpin dalam layanan produk virtual. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan telah memperluas bisnisnya dengan mengembangkan Mitra Bukalapak, layanan gaming, investasi, dan retail. "Kami melihat prospek cerah di segmen-segmen ini, sehingga kami mengarahkan sumber daya dan strategi ke arah yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar," jelas Dimas.
Dengan posisi kas yang kuat, Bukalapak siap mendukung pertumbuhan bisnis dan memberikan manfaat optimal bagi pemegang saham serta pemangku kepentingan lainnya. "Dana ini akan digunakan untuk memperkuat posisi kami di pasar dan mempercepat pertumbuhan di segmen bisnis yang lebih menguntungkan," pungkasnya.
Hal ini sejalan dengan pandangan analis Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer dan Jennifer Audrey Harjono, yang tetap merekomendasikan beli saham BUKA dengan target harga Rp184 per saham. Target tersebut didasarkan pada fakta bahwa perusahaan masih memiliki kas jumbo.
"Perusahaan bertujuan untuk fokus pada platform Mitra, gaming, dan produk virtual, sambil menjajaki peluang bisnis baru yang dapat memanfaatkan cadangan kasnya yang signifikan. Kami memperkirakan biaya terkait penutupan marketplace akan terus membebani pendapatan pada kuartal pertama 2025," jelas mereka dalam riset yang dirilis pada Rabu, 8 Januari 2025.
Sementara itu, pada perdagangan sesi pertama, Kamis, 9 Januari 2025, saham BUKA terpantau menguat 3,272% ke level Rp122 per saham. Namun, sejak perdagangan tahun ini dibuka saham ini terpantau melemah 2,40%.