Bank Neo Commerce di kawasan ITC Fatmawati Jakarta Selatan, Senin 20 September 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Perbankan

Punya Utang Rp14 Triliun, Arus Kas Operasi Bank Neo Commerce Malah Minus

  • Pada akhir 2023, arus kas operasi tercatat minus Rp2,17 triliun. Padahal tahun 2022, BNC membukukan arus kas operasi sebesar Rp3,13 triliun

Perbankan

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Kemampuan PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) melunasi utang dipertanyakan. Dengan liabilitas mencapai 81,71% dari total aset, bank digital berkode saham BBYB ini justru mencatat arus kas operasi yang negatif. 

Untuk informasi, liabilitas adalah utang yang harus dilunasi berupa uang atau pelayanan yang harus dibayarkan pada pihak lain diwaktu yang datang. Liabilitas disebut juga sebagai kebalikan dari aset. Contoh liabilitas seperti pinjaman uang yang diberikan oleh pihak lain dan juga termasuk pajak.

Pada akhir 2023, arus kas operasi tercatat minus Rp2,17 triliun. Padahal tahun 2022, BNC membukukan arus kas operasi sebesar Rp3,13 triliun.

Data tersebut mencerminkan kemampuan perusahaan melunasi utang, membayar dividen, atau berinvestasi tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.

Baca Juga: Dari 28 April hingga 23 Mei 2023, Akulaku Borong 61,7 Juta Lembar Saham Bank Neo Commerce (BBYB)

Di sisi lain, pos arus kas pendanaan juga melaporkan penurunan jumlah dana. Suntikan dana dari pihak luar tahun lalu berjumlah Rp70,45 miliar, jauh berkurang dari tahun 2022 senilai Rp1,66 triliun.

Cekaknya cashflow BNC berbanding terbalik dengan tingginya jumlah liabilitas. Tahun lalu, BNC memang berhasil mengurangi jumlah liabilitas sebanyak 6,91%. Alhasil, total liabilitas yang ditanggung tahun lalu susut jadi Rp14,84 triliun dari semula Rp15,94 triliun.

Meskipun, akumulasi liabilitas sudah mencapai 81,71% dari total aset tahun 2023 yang bernilai Rp18,16 triliun. Apalagi, ekuitas alias modal BNC tahun lalu jauh lebih kecil dari liabilitas yakni Rp3,3 triliun. 

Baca Juga: Bank Neo Commerce (BBYB) Akan Terbitkan Rights Issue 5 Miliar Saham, Ini Jadwalnya

Kinerja 2023

Akan tetapi, harus diakui jika BNC juga berbenah. BNC menyalurkan kredit sebesar Rp10,78 triliun pada 2023. Penyaluran kredit naik 5,26% dibandingkan tahun 2022 dengan rasio kredit bermasalah atau NPL net yang sebesar 0,95%.

Dari sisi pendanaan, perolehan dana pihak ketiga (DPK) BNC mencapai Rp 13,87 triliun per 31 Desember 2023. Sementara itu, komposisi Loan to Deposit Ratio (LDR) mengalami peningkatan menjadi 77,73% di tahun 2023 dari tahun sebelumnya yang sejumlah 70,89%.

Adapun, pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) secara tahunan melonjak 86,32% atau menjadi Rp3,54 triliun, jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar Rp1,90 triliun.

Rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) BNC tahun 2023, yang mengalami penurunan sebesar 15,01%. Dari 127,28% dari periode yang sama di tahun 2022 menjadi sebesar 112,27% di tahun 2023. 

Sedangkan dari sisi total aset turun dari sebesar Rp19,69 triliun di Desember 2022, menjadi Rp18,17 triliun di Desember 2023.

Kerugian BNC susut jadi Rp573 miliar per Desember 2023, dari Rp 789 miliar pada posisi Desember 2022.