PUPR Beli 10.000 Ton Karet dari Petani
Jakarta-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membeli karet dari petani langsung hingga 10.000 ton untuk digunakan sebagai bahan campuran aspal jalan. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahan campuran karet itu digunakan dalam pelaksanaan pemeliharaan rutin jalan sebagai salah satu upaya mempercepat program padat karya tunai (PKT). “Pandemi COVID-19 membuat produksi karet sulit diserap oleh […]
Nasional
Jakarta-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membeli karet dari petani langsung hingga 10.000 ton untuk digunakan sebagai bahan campuran aspal jalan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahan campuran karet itu digunakan dalam pelaksanaan pemeliharaan rutin jalan sebagai salah satu upaya mempercepat program padat karya tunai (PKT).
“Pandemi COVID-19 membuat produksi karet sulit diserap oleh pasar karena aktivitas ekonomi yang terhenti,” kata Basuki dalam keterangan resminya di laman Kementerian PUPR, Selasa, 5 Mei 2020.
Untuk itu, kata Basuki, Kementerian PUPR menyiapkan anggaran sebesar Rp100 miliar untuk membeli karet langsung dari petani di sejumlah wilayah produsen karet sebagai bahan campuran aspal karet.
Dalam penjelasannya, hal ini juga merupakan upaya mitigasi dampak COVID-19 untuk menjaga daya beli masyarakat di perdesaan sekaligus untuk menjaga kemantapan ruas jalan nasional guna mendukung pergerakan orang dan barang (logistik).
Basuki menuturkan mekanisme pembelian aspal karet ini akan dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Kementerian PUPR di sejumlah daerah seperti Medan, Palembang, Padang, Lampung, Banjarmasin, Pontianak, Balikpapan, dan daerah lain penghasil karet.
“Masing-masing Balai Jalan akan membeli langsung dari petani yang tergabung dalam kelompok petani UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (Bahan Olah Karet)),” jelas Basuki.
Dikatakan Basuki, campuran aspal karet alam memiliki kelebihan yaitu dapat meningkatkan kualitas perkerasan aspal dalam hal usia layanan dan ketahanan terhadap alur. Aspal karet juga memiliki tingkat perkerasan hyang lebih baik dibanding aspal biasa.
“Selain itu, aspal karet tidak mudah meninggalkan jejak roda pada saat aspal basah serta daya tahan lebih tinggi daripada aspal biasa,” kata dia.
Penggunaan aspal karet untuk preservasi jalan sudah dilakukan Kementerian PUPR di sejumlah ruas jalan nasional antara lain di ruas Ciawi-Sukabumi, Jalan Nasional Bts. Karawang-Cikampek, Jalan Nasional Lintas Tengah Jawa ruas Ajibarang-Banyumas-Klampok-Banjarnegara, dan Jalan Nasional Ruas Muara Beliti-Bts Kabupaten Musi Rawas-Tebing Tinggi-Bts Kota Lahat.
Selain pembelian aspal karet dari petani, Kementerian PUPR juga menganggarkan dana Rp25 miliar untuk pembelian resin produksi PT Perhutani sebesar 800 ton. Resin produksi ini nantinya digunakan untuk pengecatan marka jalan.
“Resin produksi PT Perhutani tersebut terbuat dari getah pohon pinus sehingga lebih ramah lingkungan dibanding dengan C5 Petroleum resin sebagai bahan baku untuk cat markah jalan,” jelas Basuki.
Kemudian, lanjut Basuki, tingkat rekat produk resin berbahan baku getah pohon pinus juga dipercaya lebih kuat dan tentunya lebih terjangkau.