elHxhUXU1uORfrt2WDdYA3my8wjfTMsCzf9ZrAux.png
Korporasi

Pupuk Indonesia Kembangkan Bisnis Hidrogen dan Blue Ammonia

  • PT Pupuk Indonesia (Persero) makin serius mendukung program dekarbonisasi pemerintah dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang mengembangkan bisnis Green Hydrogen dan Green Ammonia Value Chain serta Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan  PT Pertamina (Persero) dan Mitsubishi Corporation.

Korporasi

Yosi Winosa

JAKARTA -PT Pupuk Indonesia (Persero) makin serius mendukung program dekarbonisasi pemerintah dengan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang mengembangkan bisnis Green Hydrogen dan Green Ammonia Value Chain serta Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan  PT Pertamina (Persero) dan Mitsubishi Corporation.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman mengatakan bahwa pengembangan bisnis hidrogen dan green maupun blue amonnia ini sejalan dengan program besar pemerintah dalam menurunkan emisi sebesar 29 persen pada tahun 2030. Lebih lanjut Bakir mengatakan bahwa kegiatan MoU ini juga merupakan kelanjutan dari kerjasama yang juga telah ditandatangani antara Pupuk Indonesia, Pertamina dan PT PLN.

“Oleh karena itu, Pupuk Indonesia dengan senang hati menyambut, dan akan mendukung penuh kerjasama dengan Pertamina dan Mitsubishi ini untuk pengembangan lebih lanjut green hydrogen, green ammonia dan blue ammonia,” kata Bakir dalam website resmi seperti dikutip Sabtu, 5 Maret 2022.

Green Hydrogen adalah hidrogen yang dihasilkan dari pembangkit listrik energi terbarukan (EBT) seperti tenaga surya, bayu atau air. Sementara Green dan Blue Amonnia bisa menjadi bahan bakar produksi seperti pupuk hingga alat berat.

Pupuk Indonesia, dikatakan Bakir merupakan salah satu produsen utama amoniak di dunia, dengan begitu dirinya mengaku sangat optimistis bahwa kerjasama mengembangkan bisnis Green Hydrogen dan Green Ammonia Value Chain serta Carbon Capture Utilization and Storage berdampak baik bagi semua pihak yang terlibat.

Bakir menceritakan bahwa proses mengangkut hidrogen saat ini masih sulit dan mahal. Sehingga melalui kerjasama ini proses pengangkutan hidrogen dilakukan dalam bentuk amonnia sebagai metode transportasi alternatif utama agar lebih terjangkau. Menurut Bakir, Pupuk Indonesia sangat berpengalaman mengoperasikan pabrik amoniak, dengan begitu Pupuk Indonesia akan mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan dan realisasi pabrik amoniak hijau dan amoniak biru di Indonesia.

“Kita semua telah mengetahui bahwa Mitsubishi adalah perusahaan terkemuka baik sebagai investor maupun offtaker amonia. Maka dari itu, kami sangat berharap MoU ini dapat segera direalisasikan menjadi sesuatu yang lebih konkrit, tidak hanya sekedar kajian tetapi juga pengembangan proyek,” kata Bakir.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan bahwa kerjasama antara Pupuk Indonesia, Pertamina, dan Mitsubishi merupakan bentuk nyata menjalankan program dekarbonisasi yang sebelumnya juga merupakan bagian dari misi Green Industry Cluster yang telah disepakati dan diresmikan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Pertamina, dan Pupuk Indonesia sebelumnya.

Pahala menekankan, pada kegiatan Presidensi G20 yang akan berlangsung Oktober mendatang, pemerintah Indonesia dan BUMN ingin menunjukan kepada dunia tentang keberhasilan transisi energi yang tengah digarap, salah satunya dengan melakukan pensiun dini (early retirement) PLTU batu bara. Namun, itu semua, dapat terwujud dengan adanya kolaborasi dan sinergi yang kuat antar negara dan swasta. 

“Kami sangat berkomitmen untuk memastikan Indonesia bisa mengurangi emisi gas rumah kaca berdasarkan National Determined Contribution (NDC) hingga 29% pada 2030, tetapi kami tidak bisa melakukannya sendirian. Kami tahu bahwa untuk mewujudkannya, kuncinya adalah Partnership," ujar Pahala.