<p>pall8</p>
Industri

Pupuk Kaltim Investasi Rp35,9 Triliun Bangun Pabrik Baru di Bintuni

  • PT Pupuk Kaltim akan memproduksi pupuk urea, amonia, dan metanol di pabrik baru Bintuni, Papua Barat.

Industri

Laila Ramdhini

JAKARTA – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menanamkan investasi senilai US$2 miliar atau setara Rp35,9 triliun hingga lima tahun ke depan untuk membangun pabrik pupuk baru di kawasan industri petrokimia, Teluk Bintuni, Papua Barat.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengungkapkan pabrik ini akan memproduksi pupuk urea, amonia, dan metanol. Saat ini, perusahaan yang tergabung dalam Pupuk Indonesia Holding Company tersebut masih melakukan pembicaraan dengan berbagai pihak.

“Saat ini masih tahap awal, kita terus diskusi intensif dengan produsen gas dan Kementerian ESDM. Beberapa hal pokok sudah disepakati tapi detailnya harus didalami,” ungkap Rahmad Pribadi pada wawancara dengan media secara virtual, dikutip dari Antara, Senin, 22 Maret 2021.

Rahmad mengatakan persiapan lahan akan dilakukan pada 2022, untuk selanjutnya dilakukan rekonstruksi pabrik pada 2023. Jika sesuai rencana, maka pabrik tersebut bisa mulai beroperasi pada 2026.

Menurut Rahmad, perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) ini akan memproduksi sendiri urea dan amonia di pabrik tersebut. Sementara produksi metanol masih mempertimbangkan untuk kebutuhan mencari mitra.

“Bintuni sendiri kapasitas produksi metanol 1 juta ton dan urea 1,1 juta ton,” kata Rahmad.

Di sisi lain, Rahmad menuturkan, saat ini sektor pertanian di Indonesia timur masih belum berkembang. Namun tetap memiliki potensi di beberapa daerah. Misalnya food estate di Kalimantan dan Merauke, Papua. Selain itu, hamparan pertanian tersedia cukup luas di Manokwari dan lumbung pangan di Sulawesi.

Dengan adanya pasokan subsidi pupuk dari pemerintah, Rahmad berharap hal tersebut menjadi peluang untuk pengembangan sektor pertanian di Kalimantan Timur. Sambil menunggu permintaan pupuk di Indonesia timur tumbuh, maka pabrik Pupuk Kaltim di Bintuni akan memenuhi pasar ekspor ke beberapa negara.

Lebih lanjut, Rahmad menyebut dalam jangka panjang perusahaan juga menargetkan ekspor pupuk ke berbagai negara. Salah satu yang potensial adalah Australia, yang saat ini mengimpor 2 juta ton urea dari China, Amerika Serikat, dan Timur Tengah.

Hal itu akan menjadi peluang besar bagi Indonesia, jika pabrik Pupuk Kaltim di Bintuni telah beroperasi. “Nanti kalau kita punya pabrik di Bintuni, tentu Australia bisa kita kuasai,” pungkas Rahmad.