Putin Cari Tambahan 137.000 Tentara
- residen Vladimir Putin pada Kamis 25 Agustus 2022 memerintahkan militer Rusia untuk menambah jumlah pasukan sebanyak 137.000 menjadi total 1,15 juta.
Dunia
MOSKOW-Presiden Vladimir Putin pada Kamis 25 Agustus 2022 memerintahkan militer Rusia untuk menambah jumlah pasukan sebanyak 137.000 menjadi total 1,15 juta. Perintah ini diturunkan di tengah aksi militer Rusia di Ukraina yang masih terus berlangsung.
Keputusan Putin yang mulai berlaku pada 1 Januari itu tidak merinci apakah militer akan meningkatkan kekuatannya dengan menyusun wajib militer dalam jumlah yang lebih besar, meningkatkan jumlah tentara sukarelawan, atau menggunakan kombinasi keduanya.
Tetapi beberapa analis militer Rusia memperkirakan upaya ini akan sangat bergantung pada sukarelawan. Sikap hati-hati yang mencerminkan kekhawatiran Kremlin tentang kemungkinan dampak dari upaya untuk meningkatkan wajib militer.
- Investree Group Kini Kuasai 18,4 Persen Saham Amar Bank
- Saham Energi Bikin Miliarder Dunia Ini Cuan Rp59 Triliun kurang dari 6 Bulan
- Tiga Hari Tak Bergerak, Harga Emas Antam Hari Ini Masih Bertengger di Rp972.000 per Gram
Sebagaimana dilaporkan Associated Press Kamis 25 Agustus 2022, keputusan presiden akan meningkatkan jumlah keseluruhan personel militer Rusia menjadi 2.039.758. Jumlah ini termasuk 1.150.628 tentara. Perintah sebelumnya menempatkan nomor militer masing-masing di 1.902.758 dan 1.013.628 pada awal 2018.
Kremlin mengatakan bahwa hanya tentara kontrak sukarela yang ambil bagian dalam apa yang mereka sebut sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina. Mereka menolak klaim bahwa mereka sedang mempertimbangkan mobilisasi.
Media dan organisasi non-pemerintah Rusia mengatakan pihak berwenang telah berusaha meningkatkan jumlah tentara yang terlibat dalam aksi militer di Ukraina. Salah satunya dengan menarik lebih banyak sukarelawan, melibatkan kontraktor militer swasta dan bahkan menawarkan amnesti kepada beberapa tahanan dengan imbalan tur tugas militer.
Otoritas regional juga telah mencoba untuk membantu memperkuat barisan dengan membentuk batalyon sukarelawan yang akan dikerahkan ke Ukraina.
Wajib militer
Semua pria Rusia berusia 18-27 harus menjalani satu tahun di militer. Tetapi sebagian besar menghindari wajib militer karena alasan kesehatan atau penangguhan yang diberikan kepada mahasiswa.
Militer Rusia mengumpulkan wajib militer dua kali setahun yakni mulai 1 April dan 1 Oktober. Dalam beberapa tahun terakhir Kremlin telah menekankan peningkatan tentara kontrak sukarela. Ini dilakukan karena Moskow berusaha untuk memodernisasi tentara dan meningkatkan kemampuannya.
Sebelum Kremlin mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, militer Rusia memiliki lebih dari 400.000 tentara kontrak, termasuk sekitar 147.000 di pasukan darat. Jumlah wajib militer diperkirakan sekitar 270.000, dan sisanya adalah perwira dan bintara.
Analis militer mengatakan jika kampanye di Ukraina berlarut-larut, angka-angka itu jelas tidak cukup untuk menopang operasi di Ukraina, Rusia diperkirakan bertujuan membentuk militer berkekuatan 1 juta orang.
- 3 Hobi Ini Berpeluang Jadi Pundi-Pundi Uang, Berikut Caranya!
- Tajir Melintir! Ini Daftar Konglomerat Indonesia yang Punya Universitas
- Ingin Cepat Kaya? Ini 6 Tips Investasi Jangka Panjang
Tetapi banyak pengamat telah memperingatkan mobilisasi luas atau peningkatan jumlah wajib militer dapat memicu ketidakpuasan publik dan mengacaukan situasi politik di Rusia. Hal itu juga terjadi selama perang separatis di Chechnya pada 1990-an dan awal 2000-an. Saat itu wajib militer Rusia yang kurang terlatih dikirim ke medan perang dan menderita kerugian besar.
Pensiunan Kolonel Viktor Murakhovsky mencatat keputusan Putin pada Kamis mencerminkan tekanan untuk mengisi barisan di tengah aksi militer di Ukraina.
Dalam komentar yang dibawa oleh outlet berita online RBC dia menyebut Kremlin kemungkinan akan mencoba tetap mengandalkan sukarelawan dan memperkirakan mereka akan bertanggung jawab atas sebagian besar peningkatan yang diperintakan Kremlin.
Pakar militer Rusia lainnya Alexei Leonkov, juga mengatakan pihak berwenang tidak akan memperluas wajib militer dan akan mempekerjakan lebih banyak tentara kontrak.
Menurutnya peralatan militer baru lebih kompleks, dan orang-orang yang mengoperasikannya membutuhkan pelatihan setidaknya selama tiga tahun. Dekrit Putin tidak akan membantu itu, jadi tidak akan ada peningkatan jumlah wajib militer.