Admiral_Gorshkov_frigate_03.jpg
Tekno

Putin Kirim Kapal dan Rudal Tercanggihnya Keluar Kandang

  •  MOSKOW- Di tengah perang Ukraina yang terus berkecamuk, Rusia tetap menunjukkan kekuatan militernya ke luar negeri. Salah satunya dengan mengirimkan kapal

Tekno

Amirudin Zuhri

MOSKOW- Di tengah perang Ukraina yang terus berkecamuk, Rusia tetap menunjukkan kekuatan militernya ke luar negeri. Salah satunya dengan mengirimkan kapal yang dipersenjatai rudal hipersonik.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu 4 Januari 2022 mengerahkan fregat Admiral Gorskhov yang dipersenjatai dengan rudal Tsirkon atau Zircon menuju Atlantik dan samudra Hindia. Putin mengambil bagian dalam upacara melalui konferensi video untuk menandai peluncuran kapal perang tersebut.

Putin mengatakan kapal dilengkapi dengan sistem rudal hipersonik terbaru Zirkon  yang tidak ada duanya di dunia.

Sementara Menteri Pertahanan Sergei Shoigu menambahkan kapal mampu memberikan serangan yang tepat dan kuat terhadap musuh di laut dan di darat. Rudal hipersonik di kapal dapat mengatasi sistem pertahanan rudal apa pun dan memiliki jangkauan lebih dari 1.000 kilometer. 

“Fokus utama dari misi ini adalah melawan ancaman terhadap Rusia dan mendukung perdamaian dan stabilitas regional bersama dengan negara-negara sahabat,” katanya dikutip Kantor Berita TASS Rusia. 

Senjata hipersonik dapat melakukan perjalanan lebih dari lima kali kecepatan suara. Rusia telah menguji peluncuran Zirkon dari kapal permukaan dan kapal selam tahun lalu.

Admiral Gorshkov

Admiral Gorshkov adalah kelas fregat multi-peran terbaru Rusia.  Kapal dibangun sebagai penerus kelas Burevestnik atau yang oleh Barat disebut kelas Krivak. Proyek disetujui pada tahun 2003 dan kapal pertama yakni Admiral Gorshkov mulai dibangun tahun 2006 dan mulai ditugaskan pada 2018.  Hingga tahun 2020 total 2 fregat beroperasi ditambah 6 lainnya sedang dibangun. 

Namun pembangunan kapal ketiga dan seterusnya harus beberapa kali ditunda karena masalah suplai mesin. Dua kapal pertama dari kelas Admiral Gorshkov memiliki mesin turbin gas Ukraina.  Namun setelah Rusia menganeksasi Krimea tahun 2014, Ukraina menolak untuk memasok Rusia dengan teknologi militer. NPO Saturn Rusia kemudian ditugaskan untuk merancang mesin baru untuk kapal ini.

Admiral Gorshkov adalah contoh sempurna fregat multi-peran. Kebanyakan fregat lain berfokus pada tugas-tugas tertentu, seperti perang anti-udara, atau perang anti-kapal selam. Sementara fregat Rusia ini dirancang untuk melakukan berbagai peran, seperti melakukan serangan jarak jauh terhadap target permukaan dan kapal, perang anti-kapal selam, pertahanan udara. misi pengawalan, dan dikerahkan dalam berbagai situasi yang tidak dapat dilakukan oleh kelas fregat umum. Dalam beberapa kasus fregat multi-peran semacam itu bahkan dapat menggantikan pengerahan kapal perusak yang lebih besar.

Admiral Gorshkov dilengkapi dengan 16 peluncuran vertical untuk menembakkan sejumlah rudal. Selain rudal hipersonik Tsirkon kapal juga membawa rudal jelajah serangan darat Kalibr-NK , rudal anti-kapal P-800 Oniks , dan rudal anti-kapal selam 91RTE2.

Ada lagi VLS 32 sel untuk rudal pertahanan udara jarak menengah. Mereka menggunakan rudal pencegat 9M96E dan 9M96E2 untuk misi ini. Rudal yang juga digunakan pada sistem pertahanan udara berbasis darat S-400.  Rudal ini memiliki jangkauan masing-masing 40 dan 120 km. 

Kemampuan anti-kapal selam dan anti kapal permukaan juga disediakan melalui dua peluncur masing-masing empat tabung 330 mm untuk torpedo Paket-NK.  Torpedo dapat menyerang kapal selam, serta torpedo yang masuk, sehingga memiliki peran ganda.

Persenjataan jarak dekat diisi oleh meriam 130 mm A-192M dengan kecepatan tembak 45 putaran per menit.  Pertahanan terakhir disediakan oleh dua Close-In Weapon Systems Palash. Sistem pertahanan ini dilengkapi dengan Gatling gun 30 mm dan masing-masing 8 rudal permukaan-ke-udara jarak pendek. Juga ada dua senapan mesin berat 14,5 mm.

Fregat kelas Admiral Gorshkov memiliki hanggar dan dapat menampung satu Kamov Ka-27, atau helikopter angkatan laut serupa.

Membawa 210 kru kapal ini memiliki bobot 4.500 ton, panjang 135 meter dan lebar 15 meter. Dengan propulsi Gabungan Diesel dan Gas (CODAG) kapal  memiliki kecepatan maksimum 29,5 knot (55 km/jam).  Daya rentang kapal sekitar 8.900 km pada kecepatan 14 knots

Rudal Tsirkon

Sedangkan 3M22 Tsirkon atau  Zirkon adalah rudal anti-kapal hipersonik yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Di Barat dikenal sebagai SS-N-33, uji coba pertama yang diketahui dari rudal ini terjadi pada tahun 2016. Pada tahun 2017 muncul laporan bahwa Tsyrkon diuji coba pada platform angkatan laut dan secara resmi diumumkan pada tahun 2018. 

Pada tahun 2021 sejumlah peluncuran berhasil dilakukan. Salah satunya adalah peluncuran 10 rudal salvo yang sukses. Pada tahun 2022 diumumkan bahwa pengujian rudal ini selesai dan digunakan secara operasional pada fregat baru di Armada Utara pada akhir tahun. Pada tahun yang sama, militer Rusia memesan puluhan rudal ini. Pengiriman direncanakan akan selesai pada tahun 2023.

Tsirkon dirancang untuk menyerang kapal permukaan, kelompok tempur kapal induk, serta target darat.

Selain di Admiral Gorskhov rudal juga dipasang di battlecruiser Admiral Nakhimov dan kapal selam kelas Oscar II yang dimodernisasi. Rudal hipersonik baru ini menggantikan rudal anti-kapal P-700 Granit. Zirkon jauh lebih kecil dan lebih ringan dari P-700 Granit. Dilihat dari ukurannya, dua atau bahkan tiga rudal Tsyrkon dapat dibawa untuk setiap rudal P-700 Granit. Ini memungkinkan untuk membawa lebih banyak rudal. 

Pada tahun 2020 rudal ini menunjukkan jangkauan lebih dari 500 km. Pada tahun 2021 rudal mencapai target pada jarak 350 km dan mencapai kecepatan 7 Mach (8.643 km/jam).  Beberapa sumber menyatakan bahwa rudal ini mungkin memiliki jangkauan hingga 600 atau 1.000 km, dan melaju dengan kecepatan 8 Mach (9.878 km/jam). Ini adalah salah satu rudal jelajah tercepat di dunia.  Rudal ini juga memiliki kemampuan manvuer yang membuatnya sulit dicegat untuk sistem pertahanan udara.

Tsirkon dapat membawa 300-400 kg hulu ledak konvensional atau nuklir hasil rendah. Hulu ledak nuklirnya berpotensi menghasilkan hasil sekitar 250 kT.

Rudal ini menggunakan sistem navigasi inersia dan kemungkinan besar dengan pembaruan GLONASS. Sementara pada tahap terminal menggunakan panduan inframerah. Jalur penerbangan rudal dapat diubah selama penerbangannya.