Putin Temui Xi Jinping di Beijing, Siap Perkuat Kemitraan 'Tanpa Batas'
- Putin dan rombongannya tiba di Bandara Internasional Beijing Capital pada Selasa pagi. Ini adalah perjalanan resmi pertama Kepala Kremlin di luar wilayah bekas Uni Soviet tahun ini.
Dunia
JAKARTA - Presiden Rusia, Vladimir Putin, tiba di Beijing, Selasa, 17 Oktober 2023, untuk bertemu dengan rekan sejawatnya dari China, Xi Jinping. Perjalanan ini bertujuan untuk menunjukkan hubungan saling percaya yang kuat dan kemitraan “tanpa batas” antara China dan Rusia.
Putin dan rombongannya tiba di Bandara Internasional Beijing Capital pada Selasa pagi. Ini adalah perjalanan resmi pertama Kepala Kremlin di luar wilayah bekas Uni Soviet tahun ini.
Putin jarang bepergian ke luar negeri sejak Pengadilan Pidana Internasional (ICC) berbasis di Den Haag mengeluarkan surat perintah penangkapan untuknya pada bulan Maret, dengan tuduhan mendeportasi anak-anak secara ilegal dari Ukraina. Putin mengunjungi Kirgizstan, bekas republik Soviet, awal bulan ini.
- Bank Jago Jaring Nasabah Ekosistem GOTO Sebesar 35 Persen
- Ini 5 Kontroversi Warren Buffet, Orang Terkaya Keenam di Dunia
- Ada OPPO dan Samsung, Ini 7 Rekomendasi Ponsel Harga 1 hingga 2 Jutaan
Langkah ICC ini mengharuskan 123 negara anggota pengadilan tersebut untuk menangkap Putin dan mengirimkannya ke Den Haag untuk diadili jika ia menginjakkan kaki di wilayah mereka. Baik Kirgizstan maupun China bukan anggota ICC, yang dibentuk untuk mengadili kejahatan perang.
Xi bertemu Putin terakhir kali di Moskow, hanya beberapa hari setelah surat perintah penangkapan dikeluarkan. Saat itu, Xi mengundang Putin untuk menghadiri Forum Belt and Road ketiga di Beijing, sebuah forum kerjasama internasional yang didukung pemimpin China. Putin akan bertemu dengan Xi pada hari Rabu, 18 Oktober 2023.
Beijing menolak kritik dari dunia Barat terkait kemitraan mereka dengan Moskow. Meskipun perang di Ukraina tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti, Mereka bersikeras hubungan tersebut tidak melanggar norma internasional. China menegaskan memiliki hak untuk bekerja sama dengan negara mana pun yang dipilihnya.
Kunjungan terakhir Putin ke China adalah saat Olimpiade Musim Dingin Beijing pada Februari 2022, ketika Rusia dan China mendeklarasikan kemitraan tanpa batas beberapa hari sebelum Presiden Rusia tersebut mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina.
Putin Puji Inisiatif China
Ini akan menjadi kehadiran ketiga Putin di Forum Belt and Road, yang berlangsung hingga Rabu. Dia menghadiri dua forum sebelumnya pada tahun 2017 dan 2019. Forum ini berfokus pada Belt and Road initiative, rencana besar yang diluncurkan oleh Xi satu dekade lalu.
Inisitiatif ini diharapkan akan membangun infrastruktur global dan jaringan energi yang menghubungkan Asia dengan Afrika dan Eropa melalui jalur darat dan laut. Putin memuji inisiatif ini, menyebutnya sebagai platform untuk kerjasama internasional.
“Menurut pendapat saya, keuntungan utama dari konsep kerjasama yang diusulkan oleh China adalah, dalam kerangka kerjasama, tidak ada yang memaksa orang lain,” kata Putin kepada media China sebelum kunjungannya.
“Ini adalah perbedaan antara Inisiatif Belt and Road Presiden Xi Jinping dan proyek-proyek lain yang dilakukan oleh negara-negara dengan cita rasa kolonialis,” kata Putin dikutip dari Reuters, Selasa.
Sejak dimulainya konflik Ukraina, Rusia telah memperkuat hubungan energinya dengan China sebagai tanda kerja sama ekonomi mereka. Rusia mengekspor sekitar 2,0 juta barel minyak per hari ke China, lebih dari sepertiga dari total ekspor minyak mentahnya. Moskow juga bertujuan untuk membangun pipa gas alam kedua ke China.
Meskipun para pemimpin perusahaan minyak dan gas raksasa Rusia, Rosneft dan Gazprom, akan menjadi bagian dari delegasi perjalanan Putin, tidak ada kesepakatan baru dalam bidang energi yang bisa diharapkan.