adidas.jpg
Dunia

Putus Kontrak Dengan Kanye West, Adidas Diproyeksikan Rugi Rp11,3 Triliun

  • Adidas mengalami penurunan pendapatan kisaran 1,2 miliar Euro atau kisaran 19,5 triliun
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

WASHINGTON- Brand fesyen olahraga terkemuka, Adidas melaksanakan laporan keuangan tahunan pada pekan lalu. Pada kegiatan tersebut, perusahaan memproyeksikan adanya kerugian operasional yang cukup signifikan akibat pecah kongsi dengan rapper fenomenal, Kanye West.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Adidas dan Kanye West berkolaborasi merilis spatu olahraga Yezzy. Namun, saat sepatu tersebut sudah diproduksi masal, Adidas memutus kontrak dengan Kanye yang memberi komentar berbau antisemit sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari Guardian Senin, 20 Februari 2023.

Atas pemutusan kontrak yang dilakukan, produk Yezzy ditarik dari pasaran dan tak lagi dijual. Hingga saat ini, Adidas pun terus meninjau opsi terkait pemanfaatan inventaris Yeezy yang menjadi pedoman keuangan pada tahun ini.

Jika diperhitungkan, keputusan untuk tak menjual produk Yezzy yang terlanjut ditarik dapat menyebabkan Adidas mengalami penurunan pendapatan kisaran 1,2 miliar Euro atau kisaran 19,5 triliun (asumsi kurs Rp16.000 per Euro) tahun ini.

Jika perusahaan secara permanen memutuskan untuk tidak menggunakan kembali salah satu produk Yeezy yang ada di masa mendatang, hal ini akan mengakibatkan penghapusan inventaris Yeezy yang ada. Ini tentunya akan berdampak pula pada penurunan laba operasional perusahaan kisaran 500 juta Euro atau kisaran Rp8,11 triliun.

Dalam laporan keuangan, Adidas juga bakal menggelontorkan dana kisaran 200 juta Euro atau kisaran Rp3,2 triliun pada 2023. Dana ini diperuntukkan guna meningkatkan pertumbuhan pada tahun 2023.

Jika rencana ini berjalan lancar, Adidas memproyeksikan bahwa perusahaan akan mengalami kerugian operasional sebesar 700 juta Euro atau kisaran Rp11,3 triliun oada tahun ini.

“Tahun 2023 akan menjadi tahun transisi menetapkan dasar untuk kembali menjadi perusahaan yang tumbuh dan menguntungkan. Kami akan memberikan fokus penuh pada konsumen, atlet kami, mitra ritel kami, dan karyawan Adidas kami,” ujar kata CEO Adidas Bjørn Gulden dalam siaran pers resminya.

Gulden menambahkan, pada tahun 2023, perusahaan akan Adidas akan bekerja untuk menciptakan brand heat, meningkatkan mesin produk, melayani distribusi dengan lebih baik dan memastikan Adidas adalah tempat yang hebat dan menyenangkan untuk bekerja.

“Adidas juga memiliki semua faktor untuk menjadi sukses, yaitu merek yang hebat, orang-orang hebat, mitra yang luar biasa, dan infrastruktur global yang tidak ada duanya. Kami perlu menyatukannya kembali, tetapi saya yakin seiring berjalannya waktu kami akan membuat Adidas kembali bersinar. Tapi kami butuh waktu,” katanya.

Sebagai tambahan informasi, pada 2023, pendapatan Adidas meningkat 1% dengan penjualan naik 6% menjadi 22.5 juta Euro atau kisaran Rp364 miliar secara tahunan. Tahun lalu, Adidas membukukan penjualan kisaran 21,2 juta Euro atau Rp343 miliar.

Kemudian Margin kotor perusahaan mencapai level 47,3%pada tahun 2022. Adidas juga mencatat laba operasi sebesar 669 juta Euro atau Rp10,8 triliun tahun lalu.

Dengan kondisi tersebut, laba bersih dari operasi yang dilanjutkan mencapai 254 juta Euro pada tahun 2022  atau kisaran Rp4,1 triliun.