Logo Perusahaan Minyak dan Gas Multinasional Inggris Shell (Reuters/Chris Helgren)
Dunia

Qatar dan Shell Teken Kesepakatan Pasokan LNG Selama 27 Tahun

  • Qatar memperluas pasokan gas jangka panjangnya ke Eropa usai mencapai kesepakatan pasokan dengan Belanda untuk menyediakan 3,5 juta ton metrik gas alam cair (LNG) setiap tahun selama 27 tahun.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Qatar memperluas pasokan gas jangka panjangnya ke Eropa usai mencapai kesepakatan pasokan dengan Belanda untuk menyediakan 3,5 juta ton metrik gas alam cair (LNG) setiap tahun selama 27 tahun.

Dua perjanjian penjualan dan pembelian LNG telah ditandatangani antara afiliasi QatarEnergy dan Shell (SHEL.L). Demikian yang diumumkan oleh QatarEnergy pada Rabu, 18 Oktober 2023, dalam kesepakatan yang mencerminkan kesepakatan yang dicapai dengan TotalEnergies minggu lalu.

LNG dari Qatar yang diproduksi dari proyek ekspansi produksi North Field LNG yang besar akan dikirimkan ke terminal Gate LNG di Pelabuhan Rotterdam mulai tahun 2026.

“Volume LNG akan diperoleh dari dua usaha patungan antara QatarEnergy dan Shell yang memiliki kepentingan dalam proyek ekspansi North Field East (NFE) dan North Field South (NFS) di Qatar,” kata QatarEnergy dalam sebuah pernyataan.

Dilansir dari Reuters, pada Rabu, 18 Oktober 2023, Shell memiliki saham sebesar 6,25% di proyek North Field East dan saham sebesar 9,375% di proyek North Field South.

Kesepakatan ini mengikuti kesepakatan yang sama antara QatarEnergy dan TotalEnergies minggu lalu, hingga saat itu merupakan kesepakatan pasokan gas terbesar dan terpanjang Qatar dengan Eropa.

Hingga saat ini, Asia, dengan hasratnya untuk perjanjian penjualan dan pembelian jangka panjang, telah mengungguli Eropa dalam mengamankan pasokan dari rencana ekspansi dua tahap Qatar yang akan meningkatkan kapasitas pencairannya menjadi 126 juta ton metrik per tahun pada tahun 2027 dari 77 juta.

QatarEnergy telah menandatangani kesepakatan untuk memasok LNG dari ekspansi ini kepada pembeli-pembeli Asia selama setahun terakhir di China dan di tempat lain.

Kesepakatan Asia ini termasuk perjanjian pasokan selama 27 tahun dengan Sinopec China yang disepakati pada November tahun lalu sebesar 4 juta metrik ton per tahun, dan kesepakatan serupa yang ditandatangani pada bulan Juni dengan China National Petroleum Corporation (CNPC).

Qatar adalah eksportir LNG terbesar di dunia, dan persaingan dalam industri LNG semakin ketat sejak dimulainya perang di Ukraina, terutama dengan Eropa memerlukan jumlah yang besar untuk menggantikan gas pipa Rusia yang sebelumnya menyumbang hampir 40% dari impor benua itu.

“Perjanjian ini memperkuat komitmen Qatar untuk membantu memenuhi kebutuhan energi Eropa dan meningkatkan keamanan energinya dengan sumber yang dikenal dengan kualitas ekonomi dan lingkungan yang unggul,” kata Saad al-Kaabi, pemimpin QatarEnergy, dalam pernyataan.