Teleskop luar angkasa milik NASA menangkap gambar terdalam dan paling tajam dari alam semesta untuk pertama kalinya.
Sains

Quasar, Lubang Hitam Raksasa Ini Dianggap Kunci Misteri Penciptaan Alam Semesta

  • Quasar memberikan petunjuk mengenai konsep alam semesta yang semakin melebar dari awal penciptaan hingga kini. Einstein, dalam teori relativitas umumnya, menunjukkan bahwa ruang dan waktu saling terkait dan bahwa alam semesta telah mengembang ke segala arah sejak peristiwa Big Bang.

Sains

Muhammad Imam Hatami

WASHINGTON – Alam semesta hingga kini menjadi tabir yang belum bisa diketahui oleh manusia. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan yang maju, manusia mulai mencari rahasia tersembunyi dalam penciptaan alam semesta.

Di ruang angkasa terdapat triliunan benda yang tidak bisa hitung oleh akal pikiran manusia. Baru baru ini para ilmuwan melakukan pengamatan terhadap lubang hitam supermassive ganas yang disebut sebagai Quasar.

Quasar memberikan petunjuk mengenai konsep alam semesta yang semakin melebar  dari awal penciptaan hingga kini. Einstein, dalam teori relativitas umumnya, menunjukkan bahwa ruang dan waktu saling terkait dan bahwa alam semesta telah mengembang ke segala arah sejak peristiwa Big Bang.

Quasar merupakan salah satu objek objek paling terang yang berhasil ditemukan manusia. Oleh para Ilmuwan lubang hitam ini dijadikan sebuah patokan penelitian untuk megukur waktu yang terjadi di masa lalu.

Massa Quasar sendiri Miliaran kali lebih beberat dibanding matahari kita. Dengan gravitasi yang sangat kuat, Quasar mampu menarik benda apapun yang mendekat kearahnya.

Benda benda yang ditarik tersebut kemudian disemburkan dalam bentuk partikel berenergi tinggi. Sementara itu materi  bercahaya yang ditelan masuk oleh gravitasi Quasar akan membentuk piringan yang memutari raksasa lubang hitam tersebut. Dari cahaya yang dihasilkan inilah para ilmuwan mencoba mengungkap rahasia didalamnya.

Para peneliti melakukan pengamatan penciptaan alam semesta dari partikel cahaya yang berasal dari sekitar 1,5 miliar tahun setelah peristiwa Big Bang yang memunculkan kosmos.

Ahli astrofisika Geraint Lewis dari University of Sydney di Australia, dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy , penelitian berkelanjutan ini menjelaskan bagaimana waktu berjalan lebih lambat di awal sejarah alam semesta.

"Ini bukan seolah-olah semuanya dalam gerakan lambat. Jika Anda dapat dibawa kembali ke masa waktu yang lalu, anda mungkin akan merasa satu detik akan tetap seperti satu detik bagi anda. Tapi dari sudut pandang orang lain hari ini, satu detik yang anda jalani dulu akan berjalan selama lima detik sekarang, dalam fisika modern, waktu adalah hal yang rumit” ungkap lewis dikutip reuters senin, 10 juli 2023.

Dengan melihat benda-benda luar angkasa yang luas, para ilmuwan mencoba mempelajari bagaimana waktu berjalan di awal penciptaan alam semesta.

Sebelum nya ilmuwan telah berusaha mendokumentasikan proses pelebaran alam semesta yang terjadi 7 miliar tahun lalu. Tidak semua proses ledakan bintang dapat diamati oleh ilmuwan karena faktor jarak. Namun Quasar yang sangat terang memberikan secercah gambaran bagi ilmuwan untuk mempelajari proses alam semesta.